❀𝓓𝓲𝓒𝓾𝓵𝓲𝓴...?
"... 90 JUTA!!" Mark ternganga, menatap tak percaya pada deretan angka yang terperinci dalam ponsel sang ibunda.
"Mama yang bener aja dong?? 90 juta Ma!!" Mark frustasi, ia lirik sang Ibu yang tetap santai membaca majalah dan kembali mengerang frustasi. Gila! Ini gimana cara ngelunasin-nya!!
"Kecil segitu mah" Saut santai sang Ibu tanpa beban, membuat Mark ingin rasanya gantung diri. Astagaa.. Mark pengen nangis!
"Kecil dari mananya coba! Gimana caranya Mark dapet duit sebanyak itu Ma!" Sumpah, abis ini Mark bakal gantung diri!!
"Ya.. Kamu kan ngajar di sekolah elite, pasti bisalah ngelunasin-nya"
Mark mendengus, mengusap wajahnya kasar menahan emosi. Ah.. Serius! Kalo bukan Ibu sendiri mah, udah dia lempar panci itu! Sayang ibu sendiri, Mark gak pengen jadi durhaka ya tapi gimana!
"Ya terus kalo aku ngajar di sekolah elite Mama pikir gaji aku sampe 2 digit?? Enggak Ma!" Bantah Mark dan menghembuskan napas kasar, berusaha sebisa mungkin tak membentak wanita didepannya ini. Walau sebenarnya semua kesalnya sudah ada diujung kepala. "Terus sekarang bayarnya gimana?? Gaji sebulan Mark engga sebanyak yang Mama pikir!!"
"Ya.. Kamu pake aja semua gaji kamu setiap bulan buat nyicil"
"Terus aku makan gimana?? Listrik? Air! Bensin??" Sewot Mark. Sumpah, ini dia beneran stress ngadepin tingkah Ibunya sendiri.
"Itu mah urusan kamu" Cuek si Ibu sembari membalik lembar majalahnya. Ok, bakal Mark lempar panci abis ini!
Dengan menahan emosi, Mark mengambil napas dalam. Mencoba bersabar dan tetap tenang dalam situasi yang sangat menjengkelkan ini. Ia tatap sang Ibu lamat dan berucap dengan halus. "Ok, sekarang semua uangnya dimana? "
Sang Ibu berpaling, melirik wajah tampan putranya sejenak dan kembali sibuk dengan majalahnya. "Udah abis"
"MA-" Mark tahan bentakan nya dan menjerit dalam hati. "Mama abisin buat apa???"
"Ya banyak. Buat arisan, kumpul sama temen-temen Mama-"
"Ma Mark stress beneran loh ini" Saut Mark lelah, liat aja kantong matanya.
"Kamu tuh guru, engga boleh stress! Gimana ntar kamu ngajar"
"Ya aku stress juga gara-gara siapa! Gara-gara Mama!!" Sewot Mark membuat sang Ibu mendelik.
"Udah ah, kamu marah-marah mulu!" Balik sewot sang Ibu dan merampas ponselnya dari tangan Mark, membuat si tampan semakin jengkel.
"Ya gimana Mark engga marah! Mama tiba-tiba dateng bawain aku utang!" Mark kembali berteriak dalam hati dan mengacak rambutnya kasar. Disaat Ibu orang lain bawain buah, makanan atau warisan bahkan calon istri buat putranya. Ibu dia justru bawain utang.
Mark menghembuskan napas kasar kala ia lihat si Ibu tetap diam anteng disana. "Mama seenggaknya diskusi sama Mark dulu kalo mau ngambil pinjaman, jangan pas udah berbunga-bunga baru dikasih ke Mark" Ucap Mark pelan penuh kesabaran, iya Mark adalah anak paling sabar didunia.
"Kalo bilang ke kamu dulu, udah pasti engga akan dikasih-"
"Emang enggak akan!" Potong Mark sewot. Kan ilang dia sabarnya.
"Ma.. Terima kenyataan, kita udah engga kayak dulu lagi" Lanjut Mark pelan penuh kesabaran lagi, membuat sang Ibu mendecak tak suka.
"Udah ah, Mama mau pergi. Males denger ceramah kamu" Sang Ibu bangkit, memalingkan wajah cuek lalu meraih tas bermerek nya. Melihat itu Mark kembali menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI CULIK? | MarkHyuck☑
FanfictionBerawal dari sang Ibunda yang meminjam uang ke beberapa aplikasi peminjaman online dengan identitasnya, membuat Mark seketika ingin mati melihat jumlah fantastis yang harus ia bayar belum lagi dengan bunga yang sudah menumpuk tinggi. Nekat, pemuda i...