Mark menguap lebar, kedua tangannya sibuk mengeringkan rambut dengan handuk. Guru muda itu meringis pelan merasakan pegal diseluruh badannya yang masih terasa sangat kaku akibat tidur semalaman dengan posisi memeluk Haechan.... Eh? Gerakan handuknya berhenti saat sadar apa yang diucapkan otaknya. Benar, semalam keduanya tidur nyenyak dalam pelukan erat masing-masing.
Mark terdiam, membeku dengan wajah abstrak saat mengingat hal pertama yang ia lihat ketika membuka mata adalah hembusan napas pelan Haechan yang masih terlelap nyaman di dadanya.
Tanpa diduga wajah tampan itu perlahan menjadi panas dengan warna merah yang menjalar cepat ditelinga. Terbayang kembali wajah damai Haechan yang tertidur, terlihat sangat polos dan begitu murni seakan remaja itu adalah jelmaan malaikat-
Bentar, Malaikat!??? Di-dia baru aja mikir Haechan kayak malaikat??!!!! Fvck!
Langsung Mark jambak rambutnya sendiri saat sadar dengan apa yang baru aja dia pikirkan. Kepalanya menggeleng kuat, menolak otaknya yang terus membayangkan wajah cantik Haechan-
Shit! Apa dia baru aja mikir Haechan cantik??!!!!! Aarrggg!
"Gila lu Mark! Udah gila lu!" Mark benturkan wajah tampannya ke tembok berkali-kali, berusaha mengendalikan pikirannya yang mulai bercabang-cabang. Sial! Ini kenapa jantungnya mendadak jadi deg-degan!!
Kedua matanya melebar dan langsung menutup mulutnya sendiri. Engga mungkin kan dia tertarik sama Haechan! Sama bocah tengil itu! Engga mungkin..
"Mark"
Mark menoleh kaget, terkejut melihat sosok Sungkyung yang sedang menenteng panci didepan sana.
"Ma-mama? Kapan mama dateng?"
"Dari jam 10" Dengus sang ibu dan berjalan mendekati Mark. Mark berpaling, menatap jam yang menunjukkan angka 12 dengan tak percaya.
Ini pertama kalinya Mark bangun di siang bolong, karena paling siang dia bangun itu sekitar jam 7 pagi dan itupun sangat jaraaang terjadi. Jikapun terjadi pasti karena dia begadang berhari-hari atau saat dirinya merasa sangat nyaman sampai badan itu lupa waktu. Apa pelukan Haechan senyaman itu sampe tubuhnya lupa waktu-
Kedua matanya kembali melebar cepat saat nama Haechan lagi-lagi terucap di otak. Sial! Dia baru aja mikirin Haechan lagi!
"Uhh anak mama udah gede"
Mark menoleh lagi dan hanya mendengus melihat ibunya itu sudah berdiri dihadapannya dengan sebuah senyum lebar mencurigakan.
Senyum Sungkyung makin lebar melihat wajah risih sang putra. "Yak.. Udah ngabisin berapa kondom kamu semalem?" Tanyanya penuh minat yang ingin sekali Mark lempar handuk.
"What the- Mama!" Pekik Mark dengan mata yang melotot, menatap horor senyum mesum diwajah sang ibu.
"Mama ngomong apa! Jangan ngaco!"
Sungkyung tertawa keras dan balik menatap wajah Mark yang mulai memerah, entah karena malu atau marah. "Udah gak usah malu gitu.. Mama engga akan ikut campur apalagi ngelarang kok, cuma kalo setiap main jangan lupa dipake.. Pengaman itu penting banget, consent juga jangan lupa! Jangan mau enaknya aja kamu!"
Mark mendengus tak percaya mendengar wejangan itu! Terlebih dengan ekspresi wajah sang ibu yang rasanya ingin sekali Mark pukul panci.
"Aku sama sekali gak ngerti sama yang mama omongin! Dan aku gak ngapa-ngapain semalam!" Tegas Mark dengan wajah juteknya yang justru membuat Sungkyung makin semangat meledek anak semata wayangnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI CULIK? | MarkHyuck☑
FanfictionBerawal dari sang Ibunda yang meminjam uang ke beberapa aplikasi peminjaman online dengan identitasnya, membuat Mark seketika ingin mati melihat jumlah fantastis yang harus ia bayar belum lagi dengan bunga yang sudah menumpuk tinggi. Nekat, pemuda i...