25

24.6K 2.8K 808
                                    

"Saya pula-"

"Engga boleh!" Haechan mendelik, menatap tajam wajah tampan sang guru. Bocah tengil itu menoleh, memandang wajah Ten dengan sorot memelas sementara tangannya masih sibuk bergelayut di lengan Mark.

"Mae~ Mark saem nginep disini yaaa" Pintanya dengan mata berkedip genit membuat Mark langsung membuang muka. Malu! Pengen nampol tapi gemes juga, bingung Mark.

Sementara sang Mae cuma mendengus geli, memandang wajah absurd Mark yang masih ditempeli Haechan.

"Iya, nginep aja Mark.. Sebentar lagi gelap"

"Ah, engga perlu saya- akhh!" Ucapan Mark terpotong saat dengan seenak jidat Haechan memukul dadanya kuat, sedangkan sang bocah hanya mendelik tajam tak suka.

"Hush! Udah Mark saem nginep aja! Engga boleh pulang!" Desis Haechan penuh ancaman dan semakin memegang erat lengan kekar sang guru, sama sekali tak memperoleh Mark pergi walau hanya seinci.

"Engga bisa, kamu tahu saya harus kerja malam" Bisik Mark jengkel dengan penuh penekanan yang justru disambut seringai lebar Haechan. "Tenang aja, tadi saya udah bilang kak Yeri kalo Mark saem izin hari ini. Udah diizinin kok"

"Yak, gimana kamu bisa-"

Bocah itu tersenyum liciknya, mendekatkan wajahnya dan berbisik pelan didepan telinga Mark. "Bisa dong~ kan saya sogok..." Bisiknya menggantung lalu dia tiup daun telinga itu sensual.

"...jadi Mark saem kapan mau nyogok saya?" Lanjutnya dengan kedipan mata genit yang langsung Mark bekap mulut itu erat.

"Kamu-" Mark berpaling, tersenyum canggung pada Tem didepan sana sambil terus membekap mulut kebanyakan micin Haechan. Dalam hati dia sumpai si bocah dengan berbagai umpatan. Mulut anak ini emang harus dikasih pelajaran sesekali!

Sementara Ten hanya tertawa, melihat bagaimana binalnya tingkah sang anak. Haechan benar-benar anaknya dan Ten bangga akan hal itu.

"Yaudah, kalo gitu Mae suruh Jinki Ahjussi buat nyiapin kamar tamu dulu-"

"Jangan!" Pekik Haechan langsung menyingkirkan tangan Mark di mulutnya. "Mark saem tidur disini, di kamar aku!"

"Engga bisa dong Chan... Kasur kamu cuma 1, kecil juga sempit nanti" Tunjuk Ten pada ranjang Haechan yang sebenarnya tak kecil tapi mengingat bagaimana gaya bocah itu tidur, sudah pasti akan sangat sempit.

Haechan menggeleng tak rela, kembali dia bergelayut mesra di lengan Mark. "Mark saem suka tidur di karpet kok, nanti dia tidur dibawah aja" Ucapnya manja yang ingin sekali Mark tampar.

"Ngaco kamu! Masa tamu tidur di karpet! Yaudah nanti Mae suruh orang bawa kasur tambahan kesini"

Bocah tengil itu menyengir lebar, menyetujui ucapan sang ibu. Sementara Ten hanya mendengus melihat betapa lengketnya Haechan menggelayuti Mark, lebih dari lengketnya perangko dan surat. Pria Thailand itu mendecak, menggeleng prihatin akan pasrah nya Mark.

"Itu Mark nya engga ada yang bakal ngambil kok. Lepasin, kasian itu sesak" Ucap Ten lembut tapi justru mendapatkan delikan tajam sang anak.

Haechan menggeleng, semakin dia pegang erat tubuh Mark dari samping dan menatap sengit wajah cantik sang Mae. "Engga! Aku engga mau ngelepas kebahagiaan aku lagi! Jadi Mae jangan coba-coba misahin kami lagi!" Ucapnya penuh penghayatan dengan raut dramatis.

"Auh.. Kebanyakan nonton drama kamu! Siapa juga yang mau misahin kalian lagi. Udalah Mae mau pergi beli makanan sama Daddy kamu"

Sebelum pergi kembali Ten liat pemandangan bucin anaknya dan mendecak, menggeleng prihatin lalu berbalik keluar kamar Haechan. Berjalan menuju kamarnya sendiri untuk mengambil kunci mobil, menjemput sang suami yang tengah mengambil berkas di kantor.

DI CULIK? | MarkHyuck☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang