Suara musik mengalun sedang, mengiringi nuansa remang dalam bar. Dimana banyaknya manusia berdatangan untuk menghilangkan penat dengan segelas minum keras.Dan disinilah Haechan, duduk santi disalah satu sofa ditemani Renjun, Jaemin dan Jeno. Tentu dengan tubuh mungil Renjun yang terhimpit diantara badan kekar si kembar dalam sofa panjang.
Bocah yang sudah memasuki usia 21 itu menguap, memandang sekeliling bosan lalu meraih ponselnya. Bibir ranumnya mencebik kala benda pipih itu masih kosong dari notifikasi sang pacar, iya Mark saem- eh bukan, Mas Melk.
Mas pacarnya itu pasti lagi kencan sama tugas-tugas anak muridnya lagi!
2 tahun berlalu, Mark tetaplah Mark Lee. Si pria hampir sempurna dengan sifat low profile luar biasa. Sedangkan dia, tetap jadi tuan muda Seo Haechan yang seenaknya. Pasangan yang sempurna.
"Yak, udah sampe mana hubungan lu sama Mark saem?"
"Hm?" Haechan menoleh, menatap Renjun sejenak dan terdiam berpikir. "Engga sampe mana-mana.. Paling jauh cuma sampe rumah kakek nenek dia doang" Jawabnya dengan kedipan polos yang ingin sekali Renjun lempar gelas.
"Bukan itu maksud gua pinter!" Geram Renjun sambil lempar ciki ke muka Haechan.
Tuan muda Seo mendelik, ingin balas melempar ciki namun tertahan kala melihat wajah dingin Jeno dan Jaemin. Sial, dia kalah jumlah pacar! Mana dia sendirian lagi!
Sedangkan Renjun hanya mendengus remeh sambil menyandarkan kepalanya di bahu lebar Jaemin, tertawa jahat melihat wajah cemberut Haechan.
"Tolong jangan ngomongin hubungan Mark saem sama Haechan, gua masih sensitif" Celetuk Jeno yang langsung di sambut cibiran Jaemin.
"Udah 2 tahun dan lu masih belum bisa move on dari Haechan?" Jaemin mendelik, memandang sinis si kembaran yang hanya menatapnya malas.
"Sakitnya cinta pertama itu masih membekas"
Mendengar ucapan Jeno, Haechan justru kembali menguap. Sama sekali tak peduli karena dia hanya tertarik pada Mas Mark.
"Cinta pertama.. Cinta pertama... Tapi itu tangan nyaman banget kayaknya" Lirik Renjun pada tangan Jeno yang masih betah diatas pahanya, membuat Haechan dan Jaemin menoleh serempak.
Melihat tangan besar Jeno yang masih setia mengelus dan sesekali meremas paha Renjun.
Jaemin kembali mencibir melihat tingkah sok jual mahal Jeno sedangkan Haechan hanya tertawa penuh ledek, terlebih kala Jeno memalingkan wajah sambil berdehem keras. Sok stay cool tapi tangannya justru semakin gencar bermain diatas paha Renjun.
"Udah berapa kali lu ciuman sama Mark saem?"
Haechan kembali berpaling, memandang wajah bosan Renjun. "Ciuman mah sering, tiap kita ketemu pasti ciuman. Malah kalo lagi berduaan, 5 menit sekali ada kali kita ciuman"
"Wahh Mark saem ternyata napsuan juga ya orangnya" Decak Jaemin tak percaya, karena image yang terlalu alim.
"Gua yang nyosor duluan" Lanjut Haechan yang langsung membuat Jaemin mendengus.
"Pantes"
"Tapi kalo lebih dari ciuman?"
Haechan kembali terdiam, memikirkan pertanyaan Renjun. Kepala bulatnya menggeleng pelan, mereka engga pernah lebih dari ciuman. Ngecup lehernya aja Mark engga pernah! Apa Mark engga nafsu sama dia...
Melihat wajah linglung Haechan, ketiganya saling menoleh.
"Yak, hampir 3 tahun kalian pacaran engga pernah ngapa-ngapain?" Tanya Jaemin skeptis, karena serius. Mereka aja bertiga udah sering melakukan yang iya-iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI CULIK? | MarkHyuck☑
FanfictionBerawal dari sang Ibunda yang meminjam uang ke beberapa aplikasi peminjaman online dengan identitasnya, membuat Mark seketika ingin mati melihat jumlah fantastis yang harus ia bayar belum lagi dengan bunga yang sudah menumpuk tinggi. Nekat, pemuda i...