20

25.6K 3.1K 1K
                                    


"Haechan" Panggil Mark sembari membuka pintu namun sunyi, tak ada balasan dari si remaja.

Pria tampan itu mengernyit, berjalan masuk lalu membuka pintu kamar, tak ada, tak ada Haechan disana. Masih dengan sebungkus makanan di tangannya, Mark kembali berjalan menelusuri rumah dan terhenti kala menemukan sosok yang dicarinya tengah berdiam diri didepan wastafel dapur.

"Kamu ngapain?"

Yang ditanya terlonjak kaget dan langsung berbalik cepat menatap sang guru. "Ma-mark saem!"

"Kamu ngapain disitu?"

"Oh, saya lagi menyalurkan bakat" Balasnya penuh senyum percaya diri yang justru membuat Mark mengernyit.

"Bakat?"

"Hm!" Angguk Haechan penuh semangat, dengan cepat remaja itu menyamping dan berseru bangga. "Tada~" Riangnya menunjukkan tumpukan piring bersih yang tersusun.

Mark terdiam sesaat, berusaha mencerna maksud si remaja. "Piring?"

"Iyap! Piring! Keren banget kan saya saem!" Bangga Haechan dengan senyum lebarnya membuat Mark mendengus geli lalu tertawa, ada aja kelakuan anak ini.

"Iya, keren banget bakat kamu. Kembangin ya" Puji Mark masih dengan tertawa.

Haechan mengernyit melihat bungkusan ditangan Mark. "Saem bawa apa?" Tanyanya penasaran sambil berjalan mendekat.

"Oh ini?" Junjung Mark pada si bungkusan lalu meletakkannya diatas meja. "Buat kamu"

"Buat saya??" Dengan cepat Haechan buka bungkusan plastik itu dan kedua matanya langsung berbinar ketika tahu isinya. "Wahhhh sushi!"

Haechan buka kotak sushi itu dengan antusias lalu kembali menatap Mark yang tengah tersenyum lebar. "Wahh Mark saem beliin saya sushi? Mimpi apa saya!"

Mark mendengus mendengar nada riang yang terdengar seperti ejekan itu lalu menarik kursi untuk duduk. Menatap lekat wajah berbinar Haechan dengan senyum kecilnya.

Dengan terburu-buru Haechan duduk dan langsung melahap makanan didepannya penuh semangat, sama sekali tak peduli dengan dengusan geli Mark. Makanan itu prioritas utama.

"Makannya pelan, engga ada yang bakal ngambil" Peringat Mark sembari bangkit, mengambil segelas air putih dan meletakkannya didepan Haechan, membuat remaja itu mendongak.

"Saehm mhau?" Tawarnya dengan mulut yang penuh dan langsung dijawab gelengan oleh Mark.

"Engga, kamu aja. Abisin, makan yang banyak"

"Ok" Dengan senyum lebarnya Haechan kembali melahap makanan itu hingga habis tak tersisa, dengan Mark yang setia duduk menemaninya disana.
... .











"Haechan kabur dari rumah?" Pak Kim mengangguk panik membuat Jinki termangu. Kekhawatiran terbesarnya terjadi.

"Iya, dia kabur dari semalam terus kita engga tahu mau cari dia kemana lagi"

Sorot pandang Jinki turun, teringat sebuah nama dalam curhatan Haechan tempo lalu

"...Emang Mark Lee tuh aneh! Masa aku di gantung gitu!"

"Mark Lee?" Gumamnya ragu membuat sopir didepannya mengerut bingung.

"Siapa?" Tanya Pak Kim yang langsung membuat Jinki berdehem pelan, bersikap tak tahu apa-apa.

"Terus tuan Johnny dan Ten gimana?"

Pak Kim menghela napas, menatap sang atasan kalut. "Dari semalem mereka kalang kabut nyari Haechan sampai sekarang pun belum pulang"

DI CULIK? | MarkHyuck☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang