Baru jam 5 sore dan Mark sudah sibuk mengelap deretan gelas cocktail dalam rak, memastikan tiap gelas cantik itu bersih dan berkilau. Padahal bar dibuka masih 2 jam lagi tapi guru ganteng itu sudah sibuk sendiri, terlalu rajin memang.
Sedangkan sang pemilik bar hanya ongkang-ongkang kaki didepannya, menatap Mark bosan dengan sekaleng diet coke dalam tangan.
"Ngapain si dateng jam segini? Rajin banget" Cibir Yeri sambil meneguk Cola-nya, membuat Mark menoleh.
"Justru seharusnya lu bersyukur punya karyawan rajin" Decak Mark dengan tangan yang masih sibuk menyusun peralatan kerjanya.
Yeri hanya mendengus, memutar bola matanya bosan dan meletakkan sodanya diatas meja. "Ngapain si rajin-rajin huh? Gaji engga naik juga kok tetep sama, yang ada mati muda"
Mark berpaling, memandang aneh si bos dan hanya dibalas tatapan datar Yeri. Serius temennya ini emang suka aneh, dikasih karyawan rajin kok malah ngomel.
Cewek cantik itu menguap, menidurkan wajahnya diatas meja bar. "Mark" Panggilnya pelan dengan sorot mata tak lepas dari kaleng sodanya.
"Hm?"
"Menurut lu... Nikah itu gimana?"
Semua gerakan Mark mendadak berhenti, memandang shock wajah cantik Yeri. Bentar! Ini temennya engga tiba-tiba divonis penyakit kronis kan? Seorang Kim Yerim? Si playgirl yang cowok sekaligus ceweknya berceceran dijalan ngomongin nikah? Kesambet setan apa dia, sedangkan dia sendiri setannya!
"Lu, engga tiba-tiba mati besok kan?" Serius, ini Mark beneran takut woi.
Yeri mendongak, berkedip pelan melihat wajah shock Mark kemudian menghela napas panjang. "Ah... Gua engga mau nikah, tapi mau amplopnya aja"
"Emang kenapa tiba-tiba ngomongin nikah? Ada yang ngelamar huh?"
Lagi, Mark kembali melanjutkan pekerjaannya mengelap gelas, menyusunnya dengan rapi kedalam rak kaca yang ada dibelakang punggungnya.
"Hm, ada" Balas Yeri sambil memainkan kaleng soda kosongnya. Mark mendengus, melirik wajah kalut sang sahabat dengan senyuman geli. "Siapa?"
"Kemarin ada yang ngelamar. Orangnya baik, ganteng, dompetnya juga tebel.." Lanjutnya dengan helaan napas berat membuat dahi Mark mengernyit heran. "Terus? Masalahnya dimana?"
"Masalahnya, gua suka sama bapaknya"
"WHAT!!" Mark menoleh cepat, menatap shock muka sang sahabat dengan mata terbelalak lebar. "Yak! Lu! Apaan???!"
"Ah sial~ kenapa bukan bapaknya aja si yang ngelamar..." Desah Yeri kesal. Masalahnya itu bapaknya hot banget woi! Dia jadi lemah kan, Yeri tuh lemah sama modelan Hot Daddy ganteng kaya raya. Apalagi modelan kayak Gong Yoo! Gas!
Gila, Mark sama sekali engga ngerti sama jalan pikiran temennya ini. Bisa-bisanya malah suka sama bapak pacar sendiri- eh engga deh, lebih tepatnya dia engga ngerti sama jalan pikiran semua wanita!
"Ya terus gimana? Lamarannya lu tolak?"
"Hm" Angguk Yeri pelan, "Kan udah dibilang, gua engga mau nikah.." Gadis cantik itu bangkit, duduk tegak dan menatap Mark lekat. "Lu sendiri kapan mau nikahin tuh bocil?"
"Bocil? Siapa?" Heran Mark dengan alis yang bertaut bingung yang justru mengundang seringai nakal Yeri.
"Siapa lagi, Haechan lah"
Mark tersedak, terbatuk kecil dan langsung mendelik melihat senyum nakal Yeri. "Yak! Dia masih sekolah! Jangan ngawur!"
"Yaudah kawinin aja dulu" Celetuk Yeri santai yang langsung disambut pelototan tajam Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI CULIK? | MarkHyuck☑
FanficBerawal dari sang Ibunda yang meminjam uang ke beberapa aplikasi peminjaman online dengan identitasnya, membuat Mark seketika ingin mati melihat jumlah fantastis yang harus ia bayar belum lagi dengan bunga yang sudah menumpuk tinggi. Nekat, pemuda i...