Sungkyung berjalan cepat, heels merah maroon nya terus melangkah tegas dalam koridor sebuah kantor studio. Kedua tangannya mengepal erat dan sama sekali tak memperdulikan seorang wanita yang sedari tadi mencegah langkahnya.
"Permisi! Anda tidak bisa masuk seenaknya seperti ini!" Cegat si wanita yang merupakan salah satu staf, kala melihat Sungkyung hendak membuka pintu sang atasan.
"Anda tidak bisa-"
Sungkyung menoleh, menatap tajam si wanita dengan wajah murkanya. "Jangan halangi saya" Desisnya berbahaya.
Si wanita seketika terdiam, terintimidasi akan betapa menakutkannya aura Sungkyung.
Sungkyung beralih, membuka pintu begitu keras hingga membuat seorang pria didalam ruangan terlonjak kaget. Berbalik menatap wajah murka Sungkyung dan langsung memberi kode pada staf wanita dibelakang untuk keluar dan meninggalkan mereka berdua.
Setelah staf wanita itu pergi sembari menutup pintu, Sungkyung melangkah. Berjalan dengan tatapan bengis pada sang pria yang hanya diam berdiri.
Pria itu hanya bergeming, menatap wajah murka Sungkyung dengan begitu tenang, seakan tahu bahwa wanita itu akan mendatanginya.
Langkah Sungkyung berhenti, berdiri tepat selangkah di depan sang pria. Wajahnya mendongak, menatap tajam dengan pandangan sinisnya.
"Berhenti hubungi Mark, jangan berharap dia bakal mau ikut kamu!" Desisnya dengan napas memburu, menahan detak jantungnya yang memompa cepat penuh amarah.
"Kamu engga bisa ngelarang aku buat hubungi Mark, kamu lupa kalo dia anak aku juga?"
"Anak?" Sungkyung tertawa, terbahak seakan ucapan si pria adalah lelucon terbaik tahun ini. "sial, kenyataan bajingan" Dengusnya sinis.
"Hm itu kenyataannya, kamu engga akan bisa ubah kenyataan kalo Mark itu anak kandung ku" Ucap si pria tenang yang langsung membuat Sungkyung mendelik tajam.
"Benar, Mark anak kandung. Anak kandung kamu yang kamu khianati bahkan saat dia masih berupa janin" Sinis Sungkyung dan melangkah maju, menunjuk tajam wajah si pria dengan jarinya.
"Mark anak kandung kamu yang kamu buang bahkan sebelum dia lahir!"
Napas Sungkyung semakin memburu, kedua matanya terasa begitu panas menahan desak amarah yang kian sesak.
"Terus sekarang seenaknya mau kamu ambil?"
Sungkyung kembali tertawa, menertawakan betapa brengsek pria didepannya ini. Kedua matanya kembali menatap tajam wajah tak biasa si pria dengan berang.
"Yak bajingan, masih punya otak?" Tunjuk Sungkyung pada sisi kepala si pria yang lebih tinggi, menoyornya berkali-kali penuh emosi.
Tangan pria itu terangkat, menyentuh jari Sungkyung yang terus menoyor kepalanya. Dia tatap dalam kedua mata murka Sungkyung. "Kamu masih marah karena masa lalu? Harus berapa kali aku bilang, aku ngelakuin itu karena keadaan-"
"Keadaan? Ck, keadaan bullshit" Decak Sungkyung sinis. "Hm bener! Semuanya salah keadaan! Hm, lu engga bersalah sama sekali. Lu bisa salahin keadaan sepuas lu karena gua engga peduli, tapi ingat satu hal.."
Sungkyung raih rahang tegas si pria, dia cengkram erat tanpa peduli kedua mata tajam pria itu mulai menatapnya murka.
"... Berani lu ambil Mark, gua acak-acak keluarga lu saat itu juga" Acam Sungkyung dengan nada berat, menandakan dia benar-benar serius dengan semua perkataannya.
Sungkyung hempas rahang itu kasar, hingga hampir membuat pria itu terhuyung. Jari-jari lentiknya bergerak, merapikan kerah kemeja si pria yang hanya bisa menatapnya tajam. Lalu kembali mendongak untuk membalas tatapan tajam itu dengan senyum manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI CULIK? | MarkHyuck☑
FanficBerawal dari sang Ibunda yang meminjam uang ke beberapa aplikasi peminjaman online dengan identitasnya, membuat Mark seketika ingin mati melihat jumlah fantastis yang harus ia bayar belum lagi dengan bunga yang sudah menumpuk tinggi. Nekat, pemuda i...