...
"... Ya, saya mengerti. Tapi bukannya tenggatnya masih akhir bulan depan nanti?"
"Benar, tapi sebaiknya anda membayar bulan ini karena kenaikan bunganya nanti bisa lebih memberatkan"
Mark membuang napas dalam, mengenggam erat ponsel disisi telinganya dan bersandar dipohon besar disisinya. Sekarang dia tengah berada dibelakang sekolah. "Tapi, apa mungkin ada kebijakan yang bisa menahan kenaikan bunganya?"
"Maaf, kami tidak memiliki kebijakan seperti itu. Jika tak ingin bunganya naik, maka anda harus membayar tepat waktu"
Ingin rasanya berteriak, memaki untuk melupakan frustasinya. Tapi bagaimana, yang diucapkan wanita diseberang telepon sana memang benar.
"Ah benar.." Jawab Mark dengan tawa miris. "Terima kasih untuk sarannya"
"Tentu, dan terimakasih sudah menghubungi customer service kami. Selamat siang"
"Iya, siang" Putus Mark dan langsung membenturkan kepala hitamnya ke pohon besar itu. Dia stress! Beneran!
Sudah 2 hari dia menelpon kesana-kemari untuk menanyakan 'keringanan' namun jawabannya tetap sama, tak bisa dan tak ada. Mark benar-benar pusing, frustasi dan depresi dengan keadaan ini. Lihat saja kantung matanya yang semakin tebal.
"Masa iya, gua harus cari Sugar Mommy" Decaknya mengingat ucapan Yeri.
Diacak rambutnya kasar dan berpaling, berniat kembali ke ruang guru namun terlonjak kala tiba-tiba melihat Haechan berdiri disampingnya. Darimana anak ini datang?
"Haechan?" Siswa itu menoleh, melihat datar sang guru lalu menguap bosan. Membuat Mark mengernyit heran dan melirik jam diponselnya, ini masih jam belajar. Kenapa anak ini ada disini, bukannya dikelas.
"Ngapain kamu disini? Kamu bolos kelas?"
"Saem sendiri ngapain disini? Kelilit utang?" Mark tersedak mendengar ucapan datar itu. Astaga mulut anak ini.
"Kamu nguping saya!"
"Hm" Angguk Haechan watados, sama sekali tak peduli dengan wajah kaget sang guru. "Saya punya kuping, sayang kalo engga dipake" Balasnya santai.
Sedangkan Mark tercengang, tak mampu mengucapkan apapun akan tingkah siswanya ini. Dia sama sekali tak menyangka jika Haechan ternyata kurang ajar seperti ini.
"Kita ada dilingkungan sekolah dan saya guru kamu, kamu tidak boleh lancang seperti itu" Tegas Mark dengan nada beratnya yang justru membuat Haechan memutar bola matanya bosan dan balik menatap wajah tampan sang guru.
"Ok.. Terus?" Ledeknya membuat Mark menunjuknya jengkel dan berniat memarahi siswanya ini namun terhenti kala Haechan tiba-tiba tertawa kecil.
"Bercanda Saem, saya balik ke kelas" Ucapnya dengan senyum palsu dan langsung berbalik, berjalan pergi dari area belakang sekolah, meninggalkan Mark yang terdiam kesal dengan rasa jengkel diujung jarinya.
Murid-murid kaya Haechan ini yang buat Mark kadang ingin berhenti ngajar, hanya karena berasal dari keluarga kaya jadi bisa berbuat seenggaknya di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI CULIK? | MarkHyuck☑
FanfictionBerawal dari sang Ibunda yang meminjam uang ke beberapa aplikasi peminjaman online dengan identitasnya, membuat Mark seketika ingin mati melihat jumlah fantastis yang harus ia bayar belum lagi dengan bunga yang sudah menumpuk tinggi. Nekat, pemuda i...