missing you

397 51 2
                                    

Gue menatap ponsel gue yang sedari tadi berada di genggaman gue. Melihat roomchat yang gue abaikan sejak 3 hari yang lalu. Kak Jev tak berhenti mengirimi gue pesan, entah dia yang mengajak bertemu, minta maaf, atau pun hanya sekedar untuk menyuruh makan.

Dari 3 hari yang lalu gue mengabaikannya. Tak membalas pesan dan juga menghindar untuk bertemu. Dan selama 3 hari itu Kak Jev nggak pernah absen buat ke rumah tapi berujung pulang karena gue yang nggak mau keluar dari kamar.

Jahat ya gue?

Ponsel gue kembali berdering, terlihat di sana nama Wildan menelepon gue. Dengan malas, akhirnya gue menggeser tombol hijau dan meletakkan ponsel gue di telinga.

"Halo?"

"Dek, nanti nonton?"

"Nonton apaan?"

"Dih lupa lo? Nonton band gue lah."

"Liat nanti aja."

"Dih jangan gitu lo, udah 3 harian marahan, lo nggak tau apa sefrustasi apa Bang Jev di sini?"

"Udah ya bang, Mama manggil."

"Heh bentar!"

"Apaan lagi?"

"Tiketnya udah kirimin ya ke chat lo, jangan lupa dateng. See you adekku!"

Sambungan terputus. Gue menghela napas gue berat. 3 hari marahan sama Kak Jev ditambah sama nggak ketemu seminggu gara-gara dia pergi urusan bisnisnya juga hal yang menyulitkan bagi gue. Ya bayangin aja, gue biasa sama dia 365 24/7, sekarang sama sekali ga ketemu. Uring-uringan lah gue.

Lebay sih, tapi ya gimana dong? Gue kangen Kak Jev.

Apa harus gue dateng ya nanti malem?

🐥🐥🐥

Jam sudah menunjukkan jam 7 malam, tapi gue masih anteng duduk di ranjang gue sambil menghadap ke arah cermin. Gue udah rapih dengan kaos oversize gue dan dipadukan dengan celana repeats jeans. Nggak lupa jaket yang biasa dipake sama Kak Jev gue sampirkan di lengan gue.

Gue labil.

Gue mau dateng, tapi gue belum siap buat ketemu dia. Tapi kalo nggak dateng, pasti Kak Jev kecewa sama gue. Bukan cuma Kak Jev, tapi Bang Wildan juga. Gue menghela napas gue dan beralih untuk menatap ponsel gue yang bergetar. Gue segera mengecek dan melihat notifikasi bernama 'Bang Wil&' di sana.

'Ngga usah buru-buru banget, gue tampil closing.'

Gitu katanya.

Gue melirik arloji gue yang bertengger di pergelangan tangan. Menggigit bibir bawah gue dengan gelisah.

Ya allah Tiara harus apaa???

Gue membaringkan tubuh gue di atas ranjang. Memejamkan mata gue yang terdapat lingkaran hitam di sana. Udah 3 hari gue bergadangan karena tugas sialan dan bercabang mikirin soal Kak Jev juga.

"Jangan lari terus dek dari masalah."

"Dengerin dulu penjelasannya."

Kata-kata yang dilontarkan oleh Bang Wildan terngiang di kepala gue. Mungkin gue emang keterlaluan, tapi kalau gue membayangakan apa yang dilakuin sama Kak Jev buat hati gue sakit sendiri.

Gue nggak suka berbagi. Apalagi berbagi orang yang gue sayang.

Gue bangkit dari ranjang gue dan menyambar slingbag gue. Tak lupa kunci mobil gue yang terletak di atas meja belajar, gue berlari bawah lantai dan menancap gas untuk pergi ke tempat gigs enam hari.

My Salty Boyfriend [Day6]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang