"Dari mana bang?"
Laki-laki yang baru saja sampai di rumahnya pun sudah disambut oleh pertanyaan dari laki-laki bernama Brian. Seperti biasa, ia duduk di ruang tamu hanya untuk sekedar menelpon dengan pacarnya atau terkadang karena sibuk menulis lirik lagu.
"Kepo banget," balas Jev dan duduk di samping Brian sambil menaruh bawaan plastik cimory itu.
"Wih, dari puncak?"
"Iya, pegel banget gila. Macet."
"Sama siapa bang? Tumben banget lo."
"Eh apaan nih?"
Sakha yang datang tiba-tiba segera melihat isi plastik yang berada di atas meja.
"Lah tumben lo beli susu?"
"Iya tadi sekalian, kasih Danish juga noh."
"Iya, taro kulkas gih Bri."
Akhirnya Brian pun beranjak dan mulai berjalan ke arah dapur. Sakha yang sedari tadi berdiri kini sudah menaruh bokongnya untuk duduk di samping Jev.
"Tumben lo pergi weekend gini."
"Lagi pengen, kerja mulu pusing."
"Bagus deh, gue malah bingung kalo liat lo malah tidur mulu di kamar."
"Gue bukan Brian anjir."
"Ya maksud gue lo ngendep doang di kamar kagak keluar-keluar."
Keadaan kembali hening. Jev maupun Sakha mulai bergelut dengan pikirannya masing-masing. Entah sudah berapa menit mereka dalam keadaan seperti ini sampai suara dari Jev kembali terdengar oleh indra Sakha.
"Kha."
Yang di panggil pun menoleh, melihat ke arah Jev tanpa suara, menunggu untuk Jev melanjutkan kalimatnya.
"Kalo gue sayang sama orang secepet ini wajar nggak?"
Sakha menggangukkan kepalanya, "Wajar, sayang sama orang nggak diliat dari berapa lama kita kenal mereka."
"Tapi gue masih nggak yakin."
"Kenapa?"
"Entah, tapi gue ngerasa nyaman ada di samping dia. Bahkan gue suka banget cara dia ngomong, dia natap gue, dan ngeliat dia senyum ke arah gue."
"Tiara?"
Jev terkejut, ia menoleh cepat ke arah Sakha yang sudah menyunggingkan senyumnya.
"Kebaca Jev dari gerak-gerik lo."
"Emang nggak bisa diboongin lo Kha."
Sakha terkekeh, "yakinin hati lo dulu Jev, udah lama kan nggak pernah ngerasain begini? Jangan sampe bikin anak orang berharap karena kelabilan lo."
Sakha bangkit dari duduknya dan menepuk pundak Jev pelan. Ia berjalan ke arah kamarnya dan meninggalkan Jev yang terus bergulat dengan pikirannya.
Apa iya Jev udah ngerasa sayang sama Tiara?
🐥🐥🐥
Gue berjalan ke arah taman depan kampus gue. Sekarang pukul 4 sore. Gue baru selesai kelas dan sekarang rasanya gue cuma mau pulang dan rebahan di atas kasur gue.
"Sumpah siapa itu ganteng banget anjir."
"Eh gila, itu kan alumni njir."
"Demi apa lo? Ngapain dia kesini?"
Gue mendengar suara mahasiswa lain yang tak jauh dari tempat gue berdiri. Entah apa yang membuatnya ribut. Gue yang mempunyai rasa keinginan tau yang besar akhirnya mengalihkan pandangan gue mengikuti mahasiswa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Salty Boyfriend [Day6]
Fanfiction"Sabar kek, gue belom dandan anjir." - Tiara "nggak usah dandan, nanti yang laen pada naksir sama lo." -Jevrandy Started on January'21