Jinwo

1K 135 16
                                    


Pukupuku Paw paww~~

Bel pulang sekolah berbunyi, Dhaerang segera bergegas keluar dari kelasnya dan menuju cafe 127 yang ia janjikan kemarin dengan jinwo. Iya Dhaerang mau ketemu jinwo sekarang ada banyak pertanyaan muncul di benaknya sekarang,dia ga bakal jemput Haruto dulu masalah ini lebih penting soalnya,lagian tempat penitipan bayinya tutup sekitar 3 jam lagi jadi dia bisa sedikit lebih santai.

Setelah pulang dari toko mainan kemarin, ternyata Kun gajadi mampir soalnya ada pekerjaan yang harus dia selesaikan jadi setelah mastiin Dhaerang aman dia langsung balik lagi pulang. Dhaerang aga sedikit curiga tapi yaa bodoamat bukan urusan dia juga,tapi Dhaerang masih penasaran sama si jinwo jinwo itu.

Clingg

Dhaerang masuk dan segera naik ke atas ke ruangan vvip yang memang khusus banget,biasanya di pake rapat si cuma Dhaerang juga kan mau ngebahas tentang hal hal yang privasi jadi butuh tempat paling strategis biar ga ketauan.

"Udah nunggu lama?"Tanya Dhaerang begitu dia liat jinwo yang udah duduk di kursinya sambil nunduk.

"A-ah engga,baru kemari"Jinwo, Dhaerang mengangguk.

"Udah pesan?"tanya Dhaerang,jinwo mengangguk.

"Aku pesankan kamu milk shake yang suka kamu beli"Dhaerang terkejut,matanya memicing menatap jinwo curiga namun ia ingat kalau jinwo adalah seorang penguntit jadi maklum kalau dia tau hal hal yang Dhaerang suka.

"Permisi tuan,nona ini minum nya. Kalau ada yang di butuh kan lagi panggil saja saya atau teman saya saya permisi dulu"Pelayan, Dhaerang mengangguk lalu berterimakasih.

"Saya tau pasti banyak pertanyaan di otak kamu sekarang"Jinwo membuka percakapan, Dhaerang hanya menatap jinwo.

"Umur saya sekitar yaa 41 tahun,20 tahun saya bekerja dengan Tae Oh dan selama 10 tahun aku hidup hanya untuk mencari informasi tentang kamu dan orang yang selalu mencelakai mu"Jinwo,hal itu sukses membuat Dhaerang terkejut bayangkan 10 tahun kalian di awasi dan selalu di serang berbagai pihak ternyata pelakunya ada di depannya.

"T-tapi ko ga tua"Gumam Dhaerang yang terdengar oleh jinwo.

"Gen ibuku,aku masih terlihat sangat muda bahkan aku mengangkat seorang anak untuk aku jadikan adikku agar aku tidak kesepian"Jinwo, Dhaerang mengangguk mengerti.

"Awalnya,aku fikir kamu hanyalah seorang wanita biasa yang jika di serang berbagai pihak akan menyerah dan bunuh diri,namun kamu tidak se mudah itu untuk di kalah kan. Saya salut sama kamu"Jinwo terkekeh.

"Apa yang diinginkan Tae Oh?"Tanya Dhaerang to the point.

"Tentu saja kematian kamu,dan kehancuran ayah mu"Jinwo tersenyum.

"Bukannya yang tau segalanya bunda? Kenapa masih nuntut kematian gua sama ke hancuran ayah?"Tanya Dhaerang heran,jinwo kembali terkekeh.

"Ternyata kamu tidak sepintar apa yang saya bayangkan"Jinwo, Dhaerang mengangkat sebelah alisnya.

"Tae Oh tidak akan mudah melepaskan seseorang yang sudah berani menjatuhkan dirinya, ibumu berani melawan arus jadi ya dia harus menerima resikonya menurut Tae Oh prinsip nya adalah jika satu orang berani mengganggu ke kuasaannya maka seluruh orang yang bersangkutan dengan orang itu akan mati di tangannya. Apalagi kamu seorang pemberontak seperti ibumu jadi Tae Oh tidak akan membiarkan kamu hidup"Jinwo, Dhaerang masih mencerna apa yang di katakan jinwo.

"Maksud dari mengganggu kekuasaan?"Tanya Dhaerang lagi.

"Biar ku ceritakan"Jinwo.

Flashback.

Mafia environment /NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang