Ting!Notifikasi handphone Salma berbunyi. Ternyata dari perusahaan tempatnya melamar kerja 5 hari yang lalu.
"Selamat kepada Salma Anastasya telah lulus melalui tahap tes tertulis dan wawancara. Dimohon untuk mulai bekerja minggu depan- YAYYYYY OMA!! MAMA!! SALMA KETERIMA!!" Teriak Salma memeluk foto mendiang Mama dan Omanya.
Salma memulai panggilan video kepada sahabatnya di Korea.
"Guysss, aku mencoba melamar kerja kemarin dan yeah. I got it!!"
"Woah, Selamattt!!!" Teriaknya
"Tapi gajinya ga sebegitu banyak."
"It's okay baby! Semuanya butuh waktu, ini hanya permulaan." Nari menasihati
"..btw kerjaannya apaan?" Tanya Seoyun
"Emm..."
~~~
Pagi ini Salma bersiap-siap menuju tempatnya bekerja. Kali ini dia memilih menggunakan taksi karna takut hari pertamanya kacau.Senyumannya tak pernah pudar sejak Salma keluar rumah sampai didepan pintu masuk tempat itu.
Dengan sederet pegawai baru yang sama-sama keterima sudah berdatangan. Salma duduk disalah satu bangku sejajar dengan lainnya.
Salma baru ingat, Pak Burhan berpesan untuk menemuinnya dihari pertama dia masuk bekerja. Langsung saja dia pergi ke arah receptionist.
"Permisi, saya ada janji sama Pak Burhan."
Pegawai receptionist terlihat terkejut. "Maaf tapi apakah anda belum mendengar berita itu?"
"Berita apa?" Salma bengong
"Bapak Burhan dinyatakan meninggal dunia hampir dua minggu yang lalu." Berarti berdekatan dengan hari dimana Salma melamar disini.
"Beliau sakit?"
"Tidak, beliau dibunuh dengan sangat tragis. Ditemukan digudang kosong dengan kedua mata hancur dan bekas tembakan dikepalannya."
Salma mengerutkan dahinya ketakutan. Entah mengapa pikirannya langsung tertuju kepada Revan.
"Apa boleh saya meminta alamat pemakamannya?"
"Maaf tapi anda siapanya? Karna ini privasi."
"Terakhir waktu saya melamar kerja disini beliau berpesan untuk menemuinya dahulu ketika saya sudah diterima. Saya hanya ingin berkunjung saja dan mendo'akannya."
"Baik. Tunggu sebentar."
"Huft.." Salma menghembuskan napas kasar.
Setelah menerima selembar kertas Salma merasa mual dan berkeringat dingin, dadanya sangat sesak.
Dia berjalan menuju kamar mandi. Membasahi mukanya dengan air. Menetralkan detak jantungnya.
~~~
"Dia kenapa?" Tanyanya menatap tablet ditangannya.
"Seperti gangguan kecemasan pak."
"Apakah ini normal?!"
"Tidak pak."
"Cari tahu penyebab itu, secepatnya."
"Baik."
Tatapannya beralih kepada laptop dihadapannya. Pikirannya kacau semenjak melihat gadisnya sedang tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE BOY [END]
Teen Fiction"Gue cuman mau lo nurut. Gampang kan?" "Gue bilang ga mau, ya ga mau! Jangan maksa dong!!" Dingin Kasar Datar Dan itu Revan, cowok gue. Highest rank #1 sma/158k stories #1 coolboy/10,8k stories #1 cuek/7,2k stories #1 posessive boyfriend/50 stor...