3.6

125K 8.8K 775
                                    

"Revan ini aku mau mati!!"

"Kamu gak akan mati. Urutanya aku dulu baru kamu. Aku gak akan ngebiarin kamu mati lebih dulu, karna disini masih ada aku yang akan lindungin kamu."

Dengan gerakan cepat Revan melumpuhkan serangan preman walau dengan darah yang mengalir dilengannya.

Menghadap kearah Salma yang mematung karena syok

Revan melangkah mendekati Salma. Sepontanya Salma akan diam atau justru berlari kearah Revan mencari perlindungan, namun Salma malah  melangkah mundur dengan tatapan kosong

Cowok itu menyeritkan dahinya, paham atas gerakan tanpa sadar dari tubuh Salma. Sampai rangkulan tangan Yian menyadarkan lamunannya

Seketika Salma memeluk erat tubuh Yian.
"Aku takut..." lirihnya

"Kita pulang." Yian menggendong Salma

Biasanya Revan akan memberikan tonjokan kepada siapapun orang yang berani menyentuh miliknya.

Namun saat ini dia diam saja melihat Salma dipeluk sampai digendong oleh cowok lain

Revan?

~~~

Yian membaringkan Salma dikasur kamarnya. Melepas tas dan sepatunya satu persatu

"Istirahat dulu, gue ambilin minum."

Disaat Yian kembali dengan segelas air ternyata Salma sudah tertidur. Meletakannya diatas nakas samping tempat tidur lalu keluar menuju sofa yang menghadap TV


~
Revan berjalan hendak merengkuh tubuh Salma, namun dalam langkah ketiga perut cowok itu ditikam dari belakang.

SREETT

"REVAN!!"

Salma terbangun dari mimpi mengerikan dengan keringat yang bercucuran dan napas tersengal-sengal.

Mengingat darah yang mengalir lancar dari perut Revan membuatnya bergidik ngeri.

DingDong!

Bel rumah berbunyi membuat Salma beranjak segera membukanya. Melewati ruang TV dan mendapati Yian yang tertidur pulas

Membuka knop pintu perlahan sampai kakinya bersentuhan dengan benda yang besar

Merasa tak asing, Salma berjongkok mengamatinya.

Sebuah boneka... teddy bear besar yang diberikan Revan saat mereka pergi ke Mall waktu itu

Salma sengaja meninggalkannya di Indonesia, tapi kenapa bisa sampai sini?

Ada sepucuk surat dikaki boneka tersebut, hanya satu kalimat namun mampu memutuskan segalanya

Aku akan tepati janji aku

Tanpa izin Salma meneteskan air matanya.

Kenapa harus menangis? Bukankah seharusnya Salma bahagia telah terlepas dari manusia iblis semacam Revan?

Merasa bersalah telah meninggalkan Revan dengan luka dilengannya? Karna boneka ini? Atau secarik surat ini?

Jujur, Salma juga tidak paham dengan hati dan pikirannya. Dia tak ingin menangis, namun air mata keluar dengan sendirinya.

Pergi keluar rumah menuju jembatan dekat rumahnya. Angin malam menyambut hangat kedatangan Salma.

"Oma.. Mama.. akhirnya Salma bebas... Salma bebas..."

POSESSIVE BOY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang