Masih lengkap dengan piyama tidurnya, Gun berlari di sepanjang lorong rumah sakit, sambil menghapus air mata yang terus mengalir tanpa henti, berusaha mencapai ruang UGD secepat mungkin.
"Mae!" Panggil Gun saat melihat ibu dari pria yang membuatnya hampir gila saat ini sedang duduk menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya itu.
"Gun?" Ibu Off segera bangkit dari duduknya, memeluk Gun yang baru saja berdiri di hadapannya.
Tangis Ibu Off semakin pecah setelah dia memeluk Gun, seakan mendapat sandaran untuk berbagi kesedihan. Gun mengigit bibirnya, mencegah dirinya sendiri agar tidak semakin menangis, kemudian menepuk punggung wanita paruh baya dipelukannya itu pelan.
"Tak apa, Papii pasti baik-baik saja Mae." Ratusan kata menenangkan Gun lontarkan berupaya membuat Ibu Off menjadi lebih tenang, padahal dirinya sendiripun tidak yakin apa semuanya akan baik-baik saja atau tidak.
Gun melepas pelukannya saat merasa tangis Ibu Off mulai memelan, menghapus noda air mata di kedua pipi wanita itu.
"Apa dokter belum juga keluar?" Tanya Gun pelan
Wanita paruh baya itu menggeleng.
"Kenapa Mae sendirian? Pho dimana?"
"Dia sedang mengurus administrasi." Jawab Ibu Off lemas
"Mae tunggu disini sebentar." Gun berlari setelah memastikan Ibu Off kembali duduk, tak butuh waktu lama, pria mungil itu kembali dengan kantong plastik ditangannya.
"Mae, minum dulu." Ujar Gun sambil membuka tutup botol air mineral lalu menyodorkannya, kemudian memberikan beberapa helai tissue kepada Ibunya Off.
"Off.. dia tidak biasanya mabuk, Gun, kau tahu bagaimana dia kan?" Tanya sang Ibu sambil sesenggukan
Gun mengangguk, benar, Off bukan tipe orang yang akan mabuk sampai bisa mencelakai dirinya sendiri.
"Ap-apa yang dipikirkan anak nakal itu!" Suara Ibu Off meninggi, marah akan tindakan bodoh anaknya sendiri.
"Mae.. Kita berdoa saja semoga Papii tidak apa-apa ya?"
Ibu Off mengangguk.
"Oh? Gun?" Gun otomatis menoleh kearah sumber suara.
"Oh? Sawatdee Khrap Pho." Sapa Gun sopan
Ayah Off hanya menanggapinya dengan anggukan kecil kemudian memilih duduk di bangku depan istrinya.
Gun terus memeluk Ibu Off dan mengusap punggung wanita itu penuh kasih sayang. Gun sudah menganggap Ibu Off seperti Ibunya sendiri, mengingat semua kebaikan dan support yang wanita itu berikan setelah kepergian Ibunya beberapa tahun lalu.
Gun terus menatap pintu UGD yang masih belum juga terbuka. "Kenapa begitu lama? Apa terjadi sesuatu yang buruk?" Ucap Gun dalam hati.
"Berhentilah menangis, anak itu pasti baik-baik saja, dia anak yang kuat." Ucap Ayah Off saat melihat sang istri yang tak juga berhenti menangis.
Gun semakin mengeratkan pelukannya pada pundak Ibu Off, "Mae.. Gun yakin Papii pasti baik-baik saja."
"Gun.. terimakasih sudah datang." Ucap Ayah Off tersentuh dengan perlakuan Gun yang menemani dan menenangkan sang istri dengan sabar.
Gun hanya tersenyum kecil dan mengangguk.
"Mae!"
"Mild?"
Mild berlutut di depan Ibu Off, "Bagaimana? Bagaimana kondisi P'Off Mae?"
Nafas wanita muda itu terengah- engah, Gun yakin wanita itu pasti berlari dan sama paniknya seperti dia. Gun memalingkan wajahnya, sejenak ia lupa bahwa Off sudah memiliki kekasih. Gun memilih menatap pintu UGD, berusaha tidak mendengar apa yang Ibu Off dan Mild bicarakan, lebih baik dia tidak tahu. Setelah selesai dengan perbincangannya, Mild melangkah mundur untuk duduk di kursi depan Gun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Scene [FINISH]
RomanceGun Atthaphan, 27 tahun, seorang aktor ternama asal Thailand. Jatuh cinta pada rekan kerjanya adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya. Jika ia berhenti akankah semua menjadi lebih baik? Tidak. Bukan itu pertanyaan nya, tapi.. bisakah ia berhenti? J...