Chapter 3 - Something fishy

2.1K 216 4
                                    

Off dan gun memutuskan untuk pulang karena hari mulai sore, off akan menginap di rumah Gun. Karena Gun yang meminta nya.

"Apa tidak apa-apa aku menginap di rumahmu? Aku merasa tak enak pada nenekmu dan Pim. Bagaimana kalau kau saja yang menginap di condoku?"

"Apanya yang tidak enak, nenek dan Pim justru sering menanyakanmu karena kau jarang bermain ke rumah lagi papii. Kau tahu? Saat aku beri tahu kau akan datang nenek sangat senang." ucap Gun dengan nada sebal.

"euh.. baiklah. Jangan cemberut, kau semakin imut kalau begitu."

"Apa sih, papii!"

Off hanya tertawa melihat Gun yang tampak malu-malu. Ini yang dia suka dari Gun, tak peduli Gun sedang marah, sebal, merajuk, Gun tetap terlihat sangat imut. Kalau saja Gun bukan seorang pria, tanpa ragu pasti dia akan PDKT dengan Gun. Sesampainya di rumah Gun, Off langsung di sambut oleh nenek dan Pim.

"Sawatdee Khrap nek." Sapa Off sopan

"Sawatdee luk, kemana saja? Sudah lama sekali tidak berkunjung."

"Iya nek, maaf, jadwal Off sangat padat akhir-akhir ini."

"Euh baiklah, ayo masuk."

Off pun makan malam bersama keluarga Gun, dia sangat menikmatinya. Makan malam bersama keluarga Gun membuat Off merindukan keluarga nya juga. Sudah cukup lama Off tidak mengunjungi kedua orang tuanya dikarenakan jadwalnya yang padat. Dia harus segera menemui keluarga nya secepat mungkin!
Setelah makan malam, Gun mengajak Off untuk ke lantai atas, dimana kamar Gun berada.

"Gun, beberapa hari lagi ulang tahunmu. Hadiah apa yang kau inginkan?" Ucap Off membuka pembicaraan

"Gun rasa, tidak ada barang yang sedang Gun inginkan."

"Aww, tumben sekali." kata Off dengan nada mengejek

"Ish papii!" sambil mendelikan matanya. "Bagaimana dengan.. kau berjanji datang ke birthday party ku? Ku rasa itu sudah cukup." Lanjut Gun

Off tersenyum, "Kalau itu sih tanpa kau minta, aku pasti datang, sesibuk apapun aku."

Jantung Gun berdetak sangat berisik mendengar kata-kata Off barusan.

"Papii mau mandi dulu?" ucap Gun berusaha menyembunyikan detak jantungnya.

Off menghempaskan tubuhnya ke atas kasur Gun, nyaman.

"Ahh, tidak. Aku lelah, aku hanya akan mengganti bajuku saja."

"Umm, baiklah. Kalau begitu Gun mandi dulu." Off hanya membalas nya dengan deheman.

Setelah beberapa lama, Gun kembali, ternyata Off juga sudah mengganti bajunya. Awalnya Off tidak menyadari kehadirannya sampai Gun memanggil namanya.

"Papii.." panggil Gun pelan.

Off membuka matanya, Oh Shit! Off tertegun melihat penampilan Gun sekarang, rambutnya yang basah, kaos putih oversize, juga celana yang super pendek bahkan hampir tak terlihat karena tertutup kaos nya yang panjang. Off menelan ludah susah payah. Tanpa ia sadari, ia malah menarik Gun hingga Gun jatuh ke pangkuannya. Gun terlihat kaget, Off juga, dia bahkan kaget dengan apa yang dia lakukan. Dia berniat melepaskan Gun, namun saat dia mencium wangi shampo dari rambut Gun membuat dia mengurungkan niatnya. Sial! Ada apa dengannya. Mereka saling diam, Gun yang semula menundukan kepalanya, memberanikan untuk melihat ke arah Off,  Gun mendapati Off sedang menatap nya juga. Cukup lama mereka saling bertatapan, kini tatapan Off jatuh ke bibir penuh milik Gun. Entah setan apa yang merasukinya, ia justu mendekatkan bibirnya ke bibir Gun, semakin dekat. Off ingin berhenti, tapi tubuhnya menolak. Hingga..

Ponsel Off berbunyi, membuat mereka kaget, dan Gun segera bangkit dari pangkuan Off. Off segera mengambil ponselnya dan keluar kamar. Setelah Off keluar kamar, tubuh Gun ambruk dia memegangi dadanya, jantungnya berdetak sangat cepat.

"Apa yang Papii coba lakukan tadi?" Gumam Gun sangat pelan.

Setelah sekitar lima menit, Off kembali. Dia menatap Gun dengan wajah yang tidak enak.

"Ada apa papii?"

"umm, itu.."

"Katakan ada apa?" desak Gun

"Aku harus pergi." jawab off ragu.

"Kenapa?"

"Urusan mendesak."

Sebelum Gun ingin menanyakan kembali apa urusan mendesak itu, Off justru tergesa-gesa merapihkan barang bawaannya. Setelah selesai, Off menatap wajah Gun yang dengan jelas menampakan ekspresi tidak suka. Off pun memeluk Gun sebentar, lalu melepaskannya.

"Aku akan segera meneleponmu, aku janji." Ucap Off meyakinkan sebelum akhirnya meninggalkan kamar Gun, tanpa memberikan kesempatan Gun untuk berbicara sama sekali.

Author's note:

Lalu setelah aku menonton series TOL , aku segera mencari apapun yang berkaitan dengan OG. Saat aku menonton beberapa video OG di YouTube, jujur aku kaget. Karena ternyata sikap Off dulu jauh berbeda 180° dari Off yang sekarang. Hal itu membuat aku semakin tertarik. Yang perlu ku acungi jempol adalah sikap Gun yang tak mudah menyerah. Ibarat batu yang terbelah karena tetesan air. Coba kalian pikir? Seberapa banyak usaha yang Gun lakukan hingga membuat Off berubah seperti sekarang? Daebakk!!! Kalau aku jadi Gun sih mending cari Seme lain hahaha

Ending Scene [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang