2

9.7K 606 3
                                    

Kila sekarang sudah berada dirumahnya, tau siapa yang mengantarnya? Kakak pilot. Ya kakak pilot yang mengantarnya, karena satu hal dan yang lain supir rumahnya tak bisa menjeput Kila dan akhirnya Pratama lah yang mengantar Kila. Satu poin untuk Pratama karena telah tahu dimana Kila tinggal.

Saat sampai dirumahnya, Kila tak menjumpai Ayah dan Bundanya. Sudah Kila pastikan Ayahnya yang sedang dikantor dan Bundanya yang sedang bertugas di Rumah Sakit. Ayah Kila sebut saja Ayah Arif usia kepala 4 dan bekerja di satu perusahaan miliknya sendiri sedangkan Bunda Kila, Bunda Dinda bekerja sebagai Dokter.

Kila naik ke atas menuju kamarnya, meletakan koper dan semua barang barangnya lalu langsung meloncat ke kasur, merebahkan dirinya disana tanpa berniat mengganti baju atau mandi terlebih dahulu.

Kila mengambil ponsel dari saku celananya, melihat lihat kembali hasil potretan Kila saat berada di Australia bersama temannya. Dia tersenyum sendiri melihat foto foto yang dia ambil bersama temannya. Dan saat Kila ingin melihat foto foto liburannya yang lain malah foto Captain tampanlah yang sekarang dia lihat.

Kila akui memang tampan, wajahnya yang mulus tanpa ada cacat sedikitpun, mata hitam yang menelisik tajam dan oh gingsul satu yang tertanam di atas sebelah kiri, menambah ketampanan Si Captain. Bagaimana Kila tau seluk beluk wajah kakak pilot? Camkan Kila pernah bertatapan dengan kakak pilot dengan jarak yang yahh terbilang cukup dekat.

"Hah! Tampan sih, tapi... Sangat sangat sangat menyebalkan." Ucap Kila sambil menendang nendangkan kakinya di udara.

Kila bangkit mengganti bajunya dengan setelan yang lebih santai ala rumahan, hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong oversizenya.
Berniat turun untuk makan karena cacing cacing diperutnya sudah berdemo minta bagian.

"Bibi... " Sampai didapur Kila langsung memeluk Bibi yang sudah Kila anggap sebagai ibu kedua Kila. Namanya Bi Sari kerja bersama keluarga Kila sudah cukup lama dari Kila masih bayi sampai umur 16 tahun. Keluarga Kila sangat cocok dengan Bi Sari karena sifatnya yang sangat keibuan.

"Lho non udah pulang? Bibi engga tau non udah pulang."

"10 menit yang lalu Kila pulang. Kila laper bi... " Rengek Kila.

"Yasudah mari, Bibi sudah siapkan makanan di meja makan." Bi Sari mengajak Kila untuk ke meja makan. Kila membuntuti Bi Sari seperti anak kecil yang membuntuti Ibunya, sangat lucu.

"Mau Bibi ambilkan?"

"Iyah! Kila mau tempe goreng, ayam goreng dan capcay!" Ucap Kila riang, Kila memang anak periang, selain periang juga Kila anak yang manja. Masih persis seperti anak kecil.

"Ini, makan yang bany-"

"Kila sayang!! Kamu udah pulang nak!!" Suara lembut dan sedikit seperti toa itu sangat Kila kenal, siapa lagi kalau bukan bundanya. Bundanya yang selalu sibuk bekerja tapi tidak pernah melupakan Kila, Kila masih bisa merasakan kasih sayang seorang Bunda begitu juga Ayah. Kila awalnya marah sama Ayah, Bunda karena selalu sibuk bekerja, tapi lambat laun Kila paham Ayah, Bundanya bekerja juga untuk Kila, agar Kila bisa membeli ice cream sebanyak banyaknya. Itu katanya.

"Bunda!! Stop! Jangan peluk Kila, Bunda belum cuci tangan."

"Hey, Bunda pulang kerumah udah steril. Bunda hanya ingin peluk anak satu satunya Bunda yang imut ini." Dinda memeluk erat Kila, seakan sangat sangat rindu padahal hanya ditinggal 4 hari.

"Bundaaa lepas, Kila mau makan."

"Ya ya baiklah, tapi Bunda mau mendengar cerita liburan Kila."

"Tapi Kila lagi makan."

"Bunda tunggu."

Dinda memandang wajah anaknya dari samping, tak pernah menyangka anaknya akan secantik ini bahkan mungkin dirinya saja kalah. Sudah cantik, imut sungguh perpaduan yang pas.

Hi, Kakak Captain! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang