Kila duduk disamping Pratama, didepannya ada kedua orang tua Pratama. Kila tambah tidak karuan, pasalnya Mama Pratama itu wali kelasnya sendiri. Oh shit! Kebetulan atau apa ini?
Pratama dan Papanya saja bingung tadi ketika Kila tiba tiba berucap Ibu Guru. Pratama juga tidak menyangka kalau Kila ini murid dari Mamanya sendiri.
Iya Mama Pratama itu Ibu Ita, wali kelas Kila sendiri. Kila juga sedikit agak lega karena pandangan Kila tentang Mamanya Pratama yang galak ternyata salah. Ibu Ita itu kan keibuan sekali. Kalau Ayah Pratama namanya Bima, mantan seorang Pilot. Benar memang sedikit tegas, cara bicaranya saja beda dengan Ayah Kila.
"Pratama tidak menyangka kalau Kila murid Mama. Tapi itu tidak masalah. Pratama mengajak Kila kerumah karena.... Karena Pratama yakin dengan Kila."
"Yakin dalam artian?" Bima.
"Anggap saja Kila ini milik Pratama, dan akan jadi masa depan Pratama. Makannya Pratama ingin mengenalkan Kila ke kalian."
"Apa kamu yakin? Dia masih gadis." Bima.
"Yakin Pa, Pertama kali lihat Kila, Pratama sudah menaruh hati ke Kila. Entah karena apa? Pratama juga sadar kalau Kila masih gadis, tapi Pratama berjanji akan membimbing Kila menjadi lebih baik kedepannya." ucap Pratama penuh yakin.
"Jatuh cinta?"
"Iya."
"Siapa namamu nak?" Bima.
Kila mendongak, ternyata Papa Pratama ini bisa lembut juga, saat bertanya nama saja tadi sangat lembut, itu bisa bikin Kila lebih tenang sedikit.
"A ah Kila Om, Kila Naraya Bryantara. Ibu Guru juga sudah tau hehe." Kila berucap penuh senyum, matanya juga berbinar menatap Bima. Setelah mendengar suara lembut Bima tadi Kila jadi tidak takut menatap Bima, benar kata Pratama anggap saja seperti Ayah Kila sendiri.
"Haha iya Tante sudah tau. Tante mau tanya ke Kila, yakin dengan Pratama? Kila suka dengan Pratama?"
"Yakin. Kakak itu sudah mengajarkan banyak hal ke Kila, Kakak sering menasihati Kila. Kakak baik ya walaupun awalnya menyebalkan. Kakak juga seperti heronya Kila, kalau Kakak ada disamping Kila, Kila merasa aman. Kila suka."
Pratama tersenyum mendengar jawaban Kila. Seperti anak kecil, tidak apa apa jawaban seperti itu saja sudah membuat hati Pratama senang. Apalagi jika diselipakan kalimat Kila mencintai Kakak sudah tidak bisa dibayangkan hati Pratama seperti apa.
"Kamu sudah pernah ke rumah Kila nak?" Ita bertanya kepada Pratama.
"Oh sudah Bu, Kakak sudah 3 kali sepertinya atau lebih."
Bukan Pratama yang menjawab tapi Kila yang langsung menyaut begitu saja."Woahh anak Mama. Bagaimana orang tua Kila?" Ita.
"Ramah, mereka menyambut Pratama dengan senang hati."
Bima dan Ita saling pandang dan sedetik kemudian mereka tersenyum. Anaknya sepertinya sudah menemukan masa depannya.
"Kalau kalian saling yakin, saling suka Mama dukung. Ada Pratama jadi Kila harus rajin belajar ya? Ingat, Tante wali kelas kamu lho ya hahaha."
"Ah iya Ibu Guru, tapi otak Kila kadang suka menolak hahaha sudah tidak muat mungkin."
"Astaga jangan panggil Ibu Guru, panggil Tante kalau tidak Mama."
"A ah Tante saja hahaha."
Mereka semua tertawa mendengar ucapan Kila, sangat lucu. Ita saja sampai mengaitkan tangannya dengan tangan Bima menahan untuk tidak mencubit gemas pipi gembil Kila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Kakak Captain!
Random"Mau nurut atau mau jadi pacar?" "Kakak pilot aneh." Bagaimana jika seorang pilot tampan berusia 25 tahun bertemu dengan gadis berusia 16 tahun yang cukup kekanak kanakan? Childish! Tapi cukup imut atau mungkin sangat imut dimata sang pilot, membua...