Hari Jumat, dan sekolah Kila sedang melaksanakan Jumat Bersih sekarang. Membersihkan semua area sekolah yang 2 minggu kemarin ditinggal penghuninya. Penghuninya lagi liburan.
1 minggu ini juga pembelajaran belum terlalu efektif, masih penyesuaian dan pembelajaran efektif akan dilaksanakan senin depan begitu kata Bapak Kesiswaan.
Kila dan Lala sekarang sedang berada di halaman depan sekolah. Tepatnya di pinggir jalan. Membersihkan area depan sekolah, depan sekolah juga mesti dibersihkan bukan? karena orang yang melihat pasti akan memandang area depan sekolah untuk pertama kalinya. Jika area depan sekolah bersih maka kebanyakan orang akan berpikir jika lingkungan dalam juga bersih, jika tidak? Ya sebaliknya.
Kila dengan tangannya yang menenteng kantong keresek berisikan daun daun berwarna coklat berjalan kesana kemari sembari memunguti daun daun kering disekitarnya. Kenapa Kila tidak langsung membawa tong sampah saja? Ya karena Kila tidak kuat, mana mungkin Kila bisa menjunjung sana menjunjung sini tong sampah secara tubuh Kila itu mungil jadilah Kila menggunakan kantong keresek saja nanti baru dimasukkan ke dalam tong sampah. Sedangkan Lala, Dia asik berjongkok sibuk mencabuti rumput yang kadang sesekali membuat Lala sedikit terjungkal kebelakang karena rumput yang terlalu kuat tertanam sehingga Lala kesusahan dalam mencabut.
"Ashhh..."
"Lala! Are you okey?" Kila berlari kearah Lala sesaat dia mendengar ringisan yang berasal dari mulut Lala.
"Ah okey. Liat tangan ku." Lala menunjukkan telapak tangannya didepan wajah Kila, dan dapat Kila lihat telapak tangan Lala yang berubah warna menjadi merah.
"Sakit?"
"Sedikit."
"Jangan cabuti rumput lagi, biar yang susah dicabut, Bapak Petugas saja ya?"
"Ya baiklah. Huh panas sekali."
"Memang."
"Ah lihat!! Ada pesawat!" Lala menunjuk antusias langit biru diatas. Ada satu pesawat yang melintas dari timur ke barat. Kila yang mengikuti arah tunjuk Lala tampak kesilauan karena memandang langit yang begitu cerah. Seperti tidak ada penghalang apapun.
"Silau."
"Kila tahu, dulu saat Lala kecil, Lala paling suka jika ada pesawat."
"Kenapa?"
"Karena Lala selalu begini. Om Pilot! Om Pilot! Lala dibawah! Minta uang dong, turunkan sedikit uang! Hahahah begitu." Lala tersenyum senang, tangan satu menunjuk nunjuk dimana pesawat itu berada dan satunya lagi merangkul apik bahu Kila.
"Om?"
"Ya Om dulu aku kan masih kecil. Kila cobalah, ya walaupun uang yang diturunkan itu mustahil terjadi."
"Kakak Pilot! Kakak Pilot! Kila dibawah! Minta uang dong! Turunkan sedikit uang! Begitu? Hahahahahha." Ucap Kila sambil meloncat loncat lucu sembari tangannya yang melambai lambai lucu diudara.
"Iya hahahaha. Apa mungkin Kakak Pilot mu yang membawa pesawat itu?"
"Eoh? Tidak tahu. Emm mungkin, karena Kakak Pilot juga sedang bekerja."
"Wahh, Jika didalam pesawat itu Kakak Pilot Kila, Kila mau mengucapkan apa?"
"Mengucapkan apa ya? Hati-hati mungkin."
"Teriaklah."
"KAKAK PILOT HATI-HATI! KILA TUNGGU KAKAK DIRUMAH!"
"Bun, Yah Kila pulang hah capek!" Kila pulang dengan membawa tubuhnya yang lunglai, lemas seperti tidak ada tenaga. Dia masuk rumah dan langsung merebahkan dirinya disofa ruang tengah, kepalanya menengadah menatap langit langit rumahnya, dan hembusan napas kecil dari mulut Kila juga sedikit terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Kakak Captain!
Random"Mau nurut atau mau jadi pacar?" "Kakak pilot aneh." Bagaimana jika seorang pilot tampan berusia 25 tahun bertemu dengan gadis berusia 16 tahun yang cukup kekanak kanakan? Childish! Tapi cukup imut atau mungkin sangat imut dimata sang pilot, membua...