Pratama dibawa kerumah sakit setelah salah satu warga memanggil ambulans dan langsung mendapatkan perawatan dari dokter. Mama, Papa dan Alya juga sudah berada dirumah sakit setelah tadi pihak rumah sakit mengabari mereka.
Awal mendengar berita kalau putra pertamanya kecelakaan, Ita shock bukan main bahkan sampai menangis, tanpa berlama lama lagi mereka sekeluarga langsung berangkat kerumah sakit.
Duduk dengan perasaan cemas didepan ruang IGD yang digunakan dokter untuk memeriksa Pratama. Alya berusaha menenangkan Mamanya yang sedari tadi menangis, sedangkan Papanya mondar mandir sendiri memikirkan nasib putranya.
"Kakak mu nak hikss."
"Iya, Kakak pasti baik baik aja Ma. Kan Kakak kuat." Alya memeluk Mamanya dari samping, membiarkan Mamanya bersandar di dadanya sembari tangannya mengusap pipi Mamanya yang basah. Walau sebenarnya Alya juga sangat takut akan kondisi Kakak kesayangannya.
"Mama pengin ketemu Pratama hiks.. Alya anterin Mama ke dalem. Ayo nak hiks, ayo.. "
"Ma!" Kali ini Bima yang bersuara.
"Bisa tenang? Pratama lagi ditangani sama dokter. Berdoa saja. Masih untung dia mengalami kecelakaan darat dari pada kecelakaan pesawat yang peluang selamatnya kecil. Duduk. Berdoa."
Alya menghela napas, jangan sampai Papa dan Mamanya berdebat disini, Papanya memang tegas jadi maklum saja, wajah dan nada bicaranya sangat menyeramkan seperti orang marah.
"Bener kata Papa, Ma. Berdoa aja, Allah selalu bersama kita."
Selang beberapa jam kemudian, 2 orang Suster keluar diikuti oleh Dokter yang tadi menangani Pratama. Bima, Ita dan Alya langsung berlari mendekat ke arah si Dokter.
"Dok, anak saya baik-baik saja kan, Dok?" Ita.
"Iya bagaimana kondisi Pratama, Dok?" Bima.
"Bapak, Ibu tenang dulu ya. Begini.. Kepala bagian belakang putra anda terkena benturan tapi tenang saja kami sudah merawat lukanya. Tapi.. putra anda mengalami amnesia." Dokter.
Ita yang awalnya shock tambah shock mendengar penuturan si Dokter. Bahkan rasanya Ita sudah tidak kuat untuk berdiri. Alya dan Bima sigap langsung menahan tubuh Ita.
"Dokterr bercandaa! Anak saya hilang ingatan? Ga mungkin Dok!! Hiks.. "
Ita menangis bahkan sedikit menjerit, membayangkan Pratama yang hilang ingatan, bahkan Ita membayangkan kalau Pratama tidak mengenali dirinya lagi. Dan panggilan Mama dari Pratama akan hilang. Hanya membayangkan saja sudah membuat Ita sakit hati sekali."Ma.. Hiks tenang.. Kakak pasti sembuh kok."
"Ibu tenang dulu Bu. Amnesia yang dialami putra anda bukan amnesia total." Dokter.
Seperti tersadar dari mimpi, Ita langsung berdiri tegap menatap si Dokter dalam dalam. Alya dan Bima juga yang mendengar kalau putranya bukan mengalami amnesia total sedikit bisa bernapas lega.
"Bukan amnesia total?"
"Iya. Amnesia retrograde. Putra anda mengalami amnesia retrograde yang mana putra anda tidak dapat mengingat peristiwa di masa lalu. Seperti ini.. Yang dapat diingat putra anda hanya setelah kejadian kecelakaan itu terjadi. Peristiwa sebelum kecelakaan, pasca kecelakaan putra anda tidak dapat mengingat." Dokter.
"Bisa sembuh Dok?"
"Bismillah Bisa, asal ada usaha dan doa."
"Berarti putra saya masih mengingat kami sebagai keluarganya kan Dok?"
"Insyaallah masih Bu, memori keluarga itu banyak, jadi ada peluang putra anda masih mengingat kalian."
"Alhamdulillah.. Syukurlah. Terimakasih, Dok." Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Kakak Captain!
Random"Mau nurut atau mau jadi pacar?" "Kakak pilot aneh." Bagaimana jika seorang pilot tampan berusia 25 tahun bertemu dengan gadis berusia 16 tahun yang cukup kekanak kanakan? Childish! Tapi cukup imut atau mungkin sangat imut dimata sang pilot, membua...