4

6.9K 472 7
                                    

Captain Pratama dan beberapa kru lain sedang briefing di salah satu ruangan yang dipandu oleh beberapa anak FOO termasuk temannya si Farel. Farel termasuk yang paling menonjol di FOO dia yang paling sering berbicara saat briefing, tapi bukan berarti Farel disegani atau apa, mereka semua sama.. Hanya yah Farel mewakili anak FOO lain saat berbicara.

"Captain dan co-pilot hadir?"

"Lengkap." Pratama.

"Baik.. Kita mulai breifing ini sebelum melakukan penerbangan. Ini briefing untuk maskapai penerbangan yang dipegang Captain Pratama, membawa 150 penumpang. Penerbangan dimulai 1 jam setelah briefing ini, sekitar jam 3 nanti. Ada 7 kali penerbangan hari ini. Penerbangan pertama tujuan Yogyakarta , untuk tujuan selanjutnya bisa dilihat dijadwal ini." Farel menjelaskan dengan fokus didepan sambil menunjuk nunjuk layar putih besar yang terdapat jadwal penerbangan.

"Rute penerbangan Jakarta-Yogyakarta perlu waktu sekitar 1 jam 15 menit. Jadi untuk penerbangan yang kedua kita take off pukul 5 pagi, tapi menurut prakiraan cuaca hari ini akan ada hujan deras yang mengguyur kota Yogyakarta jadi mungkin akan delay sambil menunggu kondisi stabil."

"Ingat radio navigasi dan radar pastikan selalu aman dan tersambung. Petugas ATC akan selalu memantau pergerakan radar."

Farel dan beberapa anak FOO menyampaikan apa yang seharusnya mereka sampaikan demi keamanan penerbangan dan didengarkan dengan baik oleh Pratama dan teman temannya. Dan itu berlanjut sampai 1 jam kedepan.

"Baik itu tadi briefing kita, antarkan penumpang sampai ketujuan jangan sampai Landing ditengah jalan. Semua tidak menginginkan itu. Ingat sebelum terbang berdoa nomer 1. Kita sudah berusaha mengantarkan mereka dan setelah itu semuanya ada di tangan Tuhan, apakah Tuhan mengizinkan atau tidak. Oke? Sekian.. Silahkan."

Setalah briefing selesai Pratama berjalan ke arah pesawat yang terparkir di halaman luas sana. Pratama masuk dan diikuti oleh beberapa rekannya. Dan tak lama penumpang penumpang bergiliran masuk ke dalam pesawat. Duduk sesuai kursinya.

"Pastikan semua smartphone meraka mati. Kita akan segera berangkat." Pratama.













Malam pukul setengah 11 Kila sendiri dikamar, Kila belum tidur, matanya masih enggan untuk tertutup. Kila berguling guling tidak jelas di kasurnya, semua camilan yang tadi sore dia beli sudah habis. Alhasil dirinya bosan, tidak ada teman, Ayah Bundanya pergi dan akhirnya Kila sendirian. Salahkan Ayah dan Bundanya yang tak mau membuat adik untuk Kila, emm tapi itu bukan sepenuhnya salah Ayah Bunda karena Kila juga tidak mau jadi Kakak, Kila tidak mau mempunyai Adik jadilah sampai saat ini Kila adalah anak tunggal. Pemikiran Kila sama seperti orang orang diluar sana, punya Adik, nanti anak pertama tidak disayang lagi.... Begitu.

"Aishh.. Mata kenapa tidak mau mengantuk sih!" Kila menepuk nepuk matanya pelan sambil mulutnya yang sudah seperti mulut bebek.

Saat sedang menggerutu tidak jelas, ponsel Kila berdering sesaat. Tanda ada pesan masuk. Kila segera meraih ponselnya. Seketika ponselnya dibuka ada pesan dari nomer yang Kila tidak tahu itu nomer siapa.

+62.....

Doain Kakak ya, Kakak mau berkendara diatas awan.
23.10

Maaf siapa? Kila ga kenal.
23.11

Setelah pesan yang Kila kirimkan itu tidak ada pesan balasan lagi. Hening. Kila membaca berulang ulang kali pesan yang dikirim dari emmm orang asing mungkin bagi Kila.

Hi, Kakak Captain! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang