17

3.1K 249 25
                                    

Pukul 7 malam lebih keluarga Kila sedang sibuk sibuknya menata berbagai jamuan di atas meja ruang tamu. Camilan camilan ringan mereka taruh dimeja ruang tengah, sementara di meja makan sudah lengkap dengan berbagai makanan lezat buatan Dinda dan Bi Sari.

Arif, Ayah Kila sedang bersiap diri di kamar karena jujur saja Arif baru pulang dari kantor belum sempat istirahat tapi langsung bergegas merapihkan diri.

Kila juga sama dengan Ayahnya, sedang bersiap diri dikamar, duduk di depan meja rias kamarnya, menatap wajahnya sendiri. Berusaha memantaskan diri, apakah penampilan seperti ini sudah enak dilihat didepan keluarga Pratama?
Dress bermotif batik berwana dominan hitam pas ditubuh mungil dan kulit putih Kila, rambut hitam bergelombang yang digerai dan terselip satu jepet disana menambah kecantikan Kila, tak lupa make up sedang yang sangat pas dengan muka baby face Kila. Kila sudah seperti keturunan Dewi Aphrodite. Sangat cantik.

"Uwah memuji diri sendiri tidak salah kan?"
Kila berjalan ke depan layaknya seorang fashion model. Mengibaskan dressnya lucu sesekali wink tercipta dari matanya.

Tok
Tok

Ketukan pintu menghentikkan aksi Kila. Kila merapihkan rambutnya sebentar kemudian tangannya beralih membuka pintu kamarnya.

"Kila say-woah anak Bunda cantik banget. Astaga Kila, Bunda sampai terkagum melihat penampilan Kila. Bunda saja terkagum apalagi Pratama. Pantas saja Pratama jatuh cinta ke Kila. Anaknya secantik ini.."

"Kakak cinta Kila bukan karena fisik."

"Iya iya.. Ya sudah ayo turun, keluarga Pratama sebentar lagi datang."

Kila membuntuti langkah Dinda. Sampai di ruang tamu dia mendapat pujian lagi kini dari Ayahnya. Berkata jika Bundanya saja kalah cantik. Pujian pujian itu membuat Kila tersipu malu. Kila duduk disofa disamping Ayahnya yang sedang santai sambil memainkan ponsel sementara Bundanya kembali ke belakang entah hal apa lagi yang dipersiapkan.

"Yah.."

"Apa sayang?"

"Kakak akan melamar Kila? Woah Kila tidak percaya."

"Iya. Kila senang?"

"Sangattt."

"Ayah ikut senang karena kebahagiaan Kila, kebahagiaan Ayah juga."

Ding
Dong

Kila dan Arif terkejut karena suara bel rumah mereka, begitu juga dengan Dinda yang langsung berlari dari dapur ke ruang tamu. Mereka yakin betul bahwa yang datang adalah keluarga Pratama.

Kila jadi makin gugup sendiri, dia berdiri, merapihkan rambutnya kembali. Dia berbicara kepada dirinya sendiri, Kila tidak boleh gugup, tidak boleh! Kila tidak harus berbicara panjang lebar hanya perlu lontarkan kata mau saja sudah selesai.

Kila berdiri diam menunggu Ayah dan Bundanya yang akan membukakan pintu untuk keluarga Pratama.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Mari masuk...."

Bima, Ita dan Pratama tertangkap sudah di penglihatan Kila. Tapi mata Kila terfokus ke Kakak Pilot yang akan melamarnya nanti, tampannnn berkali kali lipat tampan dari biasanya. Padahal Pratama dan Kila tidak ada janji untuk memakai baju yang sama tapi lihatlah sekarang, mereka berdua sama sama memakai baju batik. Pesona Pratama benar benar membuat Kila rasanya ingin pingsan ditempat, bagaimana bisa ada orang setampan dia? Apalagi sekarang Pratama sedang menatap dirinya dengan senyum yang menampilkan gingsul andalannya.

Sama halnya dengan Pratama, melihat gadisnya yang sangat cantik terbalut dress batik mata Pratama rasanya tidak ingin melihat apapun selain Kila. Melihat Kila secantik ini saja sudah membuat Pratama senyum senyum sendiri, rasanya Kila seperti senja sore yang Pratama tak boleh lewatkan. Hal sesederhana itu bayangkan..

Hi, Kakak Captain! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang