13

3.4K 283 3
                                    

Pratama sedari tadi berusaha menahan tawanya, sumpah demi apapun Pratama ingin sekali tertawa lepas tapi mengingat ini sedang briefing jadi Pratama harus tahan dan berusaha fokus mendengarkan. Tapi tetap saja ketika mata Pratama dan mata Farel bertemu, Pratama rasanya ingin meluapkan segala tawa yang tersendat di tenggorokan. Beda dengan Farel yang setia memasang wajah kusut dan sinis andalannya.

Jepet berbentuk bunga matahari menghiasi rambut hitam Si FOO itu. Dare dari Pratama terlaksana sudah. Farel membimbing briefing kali ini dengan rambutnya yang dijepet cantik. Semua orang yang ikut briefing juga nampak menahan tawanya ketika melihat Farel yang memakai jepet dan raut wajahnya yang kentara sekali bahwa dia sangat malu dan sebel.

Awalnya, Farel mencoba menghindari Pratama karena dia sudah tau harga dirinya bakal jatuh hari ini. Tapi tak semudah itu hey! Pratama berhasil menangkap Farel dan memasangkan langsung jepet di rambutnya. Dan tidak lupa Pratama sudah mengambil foto Farel yang memakai jepet mataharinya Kila.

"Oke sekian briefing kali ini, silahkan."

Malu benar benar malu, Pratama itu benar benar ck! Farel rasanya ingin melempar Pratama ke planet uranus. Selepas semua orang pergi dan hanya menyisakan Pratama, Farel langsung menutup mukanya dengan selembar kertas dan meloncat loncat tidak jelas.

"PRATAMA SIALAN! PRATAMA SIALAN!!"

"Kalem dude.."

"Kalem lo bilang? Aish!! Sumpah demi apapun gue malu bro!"

"Gue ketawa boleh?"

"Dari tadi kan lo ketawa?!!"

"Tadi di tahan."

"Silahkan Captain! Ketawa sesuka lo!"

Detik itu juga tawa Pratama lepas menggelegar, sungguh tawa Pratama benar benar lepas. Mengingat raut wajah Farel saat briefing tadi dan melihat reaksi orang orang yang berusaha menahan tawa.

"Maaf, ga bisa di control ketawa gue hahahah."
Masih saja tersisa tawa tawa kecil Pratama.

"Ah! Bodo amat!"

"Iya udah.. Ayo sebelum gue terbang lakuin dare dari Kila."

"Astaga!! Gue lupa! Gadis lo bener bener ck! Ah bikin gue tambah malu!!"
Farel mencak mencak tidak jelas, mengipas ngipas dirinya sendiri dengan map berkas yang ada, gugup karena dare Kila yang benar benar menantang.

"Lo suka sama siapa?"

Telak. Pertanyaan Pratama benar benar membuat jantung Farel berdisko. Farel itu tipikal orang yang memendam cintanya sendiri. Tidak berani mengungkapkan. Karena dia takut jika dia mengungkapkan cintanya balasannya tidak sesuai ekspetasi. Pengecut memang!

"Gue? Suka sama... Ga ada! Jadi bilangin Kila, Ka Farel ga suka siapa siapa."

"Seriously? C'mon dude, bilang sama gue."

"Si Ica anak Marshaller."

"Serius? Woah dari kapan lo suka?"

"Lama sih."

"Ck! Ungkapin lah, keburu diambil orang baru tau rasa lo!"

"Takut Icanya ga suka."

"Pesimis! Sekarang temuin dia kasih tuh jepet."

"Temenin gue."

"Ayo."

Pratama dan Farel tengah mencari seseorang yang bernama Ica itu. Sedang tidak ada pesawat landing berarti Ica sedang tidak bertugas. Mencari kesana kemari hanya untuk memberikan satu buah jepet. Kila dare mu benar benar membuat Farel muak.

Hi, Kakak Captain! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang