Setelah makan malam selesai anak-anak melirik satu sama lain. Mereka saling menyuruh salah satu dari mereka untuk pergi melaksanakan misi. Tidak ada yang mau inisiatif karena mereka nggak mau ambil resiko untuk melaksanan misi yang terakhir yaitu,
Membujuk Dongheon dan Hoyoung untuk keluar rumah agar yang lain bisa mendekor ruang tengah.
Mereka mau mojokin Kangmin lagi tapi Minchan dengan cepat menolak ide itu. Takutnya Kangmin malah keceplosan mau bocorin kejutan mereka.
Padahal mereka belum tahu aja tadi siang Kangmin udah keceplosan duluan.
Gyehyeon menyikut lengan Yongseung yang duduk disampingnya. Yongseung nggak nanggepin Gyehyeon dia justru memalingkan wajah menghadap Minchan yang duduk di seberang. Yongseung nggak mau ngambil misi ini makanya saat dia tahu kalau Gyehyeon lagi ngode dia, dia langsung malingin wajah.
Enak aja main numbalin orang!
Sebagai ketua organisasi harusnya Gyehyeon mau berkorban dong untuk organisasinya bukannya numbalin orang kayak gini.
Dongheon yang melihat gelagat aneh anak-anak segera bangkit dari duduknya. Ia menghampiri Hoyoung yang berdiri sambil minum di depan kulkas.
"Ayo jalan-jalan di sekitaran rumah aja." bisik Dongheon membuat Hoyoung langsung tersedak air bening yang ia minum.
"Weh apa-apaan nih? Gak biasanya." sahut Hoyoung heboh membuat kelima anak itu menatap mereka.
Dongheon melotot lalu berbisik lagi. "Nanti gue jelasin," kemudian Dongheon berbalik menatap kelima anak itu. "Gue pergi dulu ya sama Hoyoung mau beli isian binder. Minchan jaga adek-adekmu ya."
Setelah itu Dongheon langsung mengamit lengan Hoyoung, membawa sahabatnya itu pergi keluar rumah dengan langkah lebar. Hoyoung sendiri mau berontak pun nggak bisa karena kebingungan lebih mendominasi dirinya.
Sesampainya mereka di depan pagar Hoyoung menghempaskan tangan Dongheon. "Jangan ngawur lo, anak-anak di rumah sendiri!"
"Shuttt!!! Jangan keras-keras, mau digebukin warga lo?" jawab Dongheon sarkas seraya menatap samping kanan-kirinya.
Rumah Dongheon ini berada di kawasan perumahan elite yang mana sunyi lebih mendominasi lingkungan karena penghuninya sibuk kerja di pagi hari dan malam hari digunakam untuk tidur karena lelah. Meski sekarang baru jam tujuh malam tapi tetap aja lingkungan udah sepi seperti biasanya. Kalau ada yang dengar mereka teriak-teriak di sini pasti nggak lama kemudian mereka akan dihampiri satpam.
Soalnya di sini kalau ada salah satu penghuni merasa nggak nyaman mereka bisa langsung telepon satpam. Terus satpamnya akan memberi sanksi tegas.
Serem pokoknya, mending tinggal di apartemen aja. Tapi sayangnya Papanya Dongheon nggak ngebolehin anak semata wayangnya tinggal sendiri.
Hoyoung sontak menutup mulutnya saat sadar kalau dia ada di kawasan elite. Beda sama perumahan biasa tempatnya tinggal yang setiap hari bising oleh teriakan-teriakan bocil yang lagi main petak umpet gak peduli pagi, siang, sore atau malam.
"Ya lo kenapa tiba-tiba gini? Mereka di dalam rumah sendirian lho nggak ada orang dewasa yang ngawasin." tukas Hoyoung khawatir seraya mengintip rumah Dongheon dari celah pagar besi itu.
Dongheon menghela nafasnya melihat kelakuan Hoyoung. "Mereka itu mau bikin kejutan buat kita?"
"Kejutan apaan?"
"Sembilan hari lagi kan mereka mau diambil orang tuanya. Jadi semacam ucapan terima kasih gitu mau ngerawat mereka." jawab Dongheon agak ragu soalnya bisa aja ucapan Kangmin cuma bohongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
With the Baby | VERIVERY
Fanfiction[COMPLETED] Tiba-tiba lima anak ini harus ia rawat selama sebulan?! "Mau mamam." "Ya ampun, Chan ganteng banget hari ini." "Kangmin buku membaca Gye jadi basah kan!" "Et... Et... Et... Nggak kena wheee," "Balikin buku celita aku sekalang!" Dongheon...