Bab 19

328 65 7
                                    

Ketika bel tanda pulang berbunyi, Gyehyeon dengan cepat mengamit lengat Yongseung membawa sang anak berlari menuju gedung samping. Sesampainya di depan kelas Mawar dimana Yeonho menuntut ilmu, Gyehyeon langsung teriak manggil Yeonho sambil loncat-loncat buat ngintip lewat jendela.

"Yeonho ayo!"

Teman-teman sekelas Yeonho yang awalnya tenang karena sedang bersiap untuk berdoa sebelum pulang langsung mendelik ke arah Yeonho. Guru Yeonho pun menatap aneh Gyehyeon yang sedang lompat-lompat di luar kelas itu, kepalanya yang muncul-tenggelam membuat sang guru menghela nafasnya.

Sang guru segera berkata secara lantang. "Ayo anak-anak kita berdoa dulu ya. Berdoa mulai."

Suara sang guru yang seperti menyindir agar Gyehyeon menghentikan aksinya membuat Yongseung terpaksa menarik tas ransel Gyehyeon. Gyehyeon oleng sebentar tapi akhirnya bisa menyeimbangkan dirinya lagi.

"Kenapa?" kernyit Gyehyeon.

Dengan wajah datar, Yongseung menunjuk pintu kelas Yeonho yang terbuka lebar. "Jangan malu-maluin lah hyung."

Gyehyeon cuma cengegesan sambil garuk tengkuknya yang tidak gatal. Setelah itu dia jalan santai menuju pintu kelas Yeonho diikuti Yongseung yang mau tak mau mengikutinya. Tak lama setelah itu dari dalam kelas terdengar suara derit kursi yang bergerak bersamaan, menandakan bahwa sesi doa telah selesai.

Dipenuhi rasa percaya diri, Gyehyeon segera bersembunyi di balik pintu. Yongseung yang mengerti maksud tindakan rekannya itu segera melotot. Gyehyeon tidak mengindahkan peringatan Yongseung, anak itu justru tersenyum jahil seraya memberi isyarat dengan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir.

"Nggak usah aneh-aneh hyung, filasat Yongs nggak en--"

"BAAAA!!!"

"JO GYEHYEON!"

Yongseung menghela nafasnya sekali lagi melihat kebodohan ketua organisasinya itu. Sebenarnya Yongseung tahu kalau Gyehyeon menargetkan Yeonho karena biasanya anak itu keluar kelas paling awal.

Namun Gyehyeon melupakan fakta bahwa guru yang saat ini mengajar kelas Yeonho adalah guru pemalas yang lebih senang resign dari pekerjaannya menjadi guru di sekolah ajaib ini.

Teriakan kaget guru dengan rambut tercepol rapi itu sukses membuat Gyehyeon membungkuk untuk meminta maaf.






***






Sekarang mereka berada di toserba dekat sekolah yang jaraknya hanya beberapa meter. Keempat anak itu membuat penjaga kasir menatap mereka heran karena tidak biasanya ada anak kecil datang ke toserba sendirian, kebanyakan dari mereka pasti bersama orang tua.

Hari ini jadwal Dongheon yang menjemput soalnya Hoyoung ada kelas mulai dari pagi sampai sore. Kangmin nggak ikut mereka berbelanja karena mereka telah memberi tugas Kangmin untuk menghalangi Dongheon menjemput mereka lebih awal.

Jadi mereka nyuruh Kangmin buat menghalangi Dongheon supaya jemputnya telat dan mereka memanfaatkan jam-jam genting itu untuk belanja. Mereka nggak nyuruh Kangmin secara spesifik harus ngapain, soalnya mereka yakin kalau Kangmin pasti bisa improvisasi sendiri.

Di toserba ini mereka dibagi menjadi dua kelompok oleh Minchan agar lebih efektif dalam mencari barang yang sekiranya cocok dijadikan hadiah. Minchan bersama Yongseung dan Gyehyeon bersama Yeonho. Lalu mereka sepakat untuk kembali berkumpul di dekat kasir setelah tiga puluh menit.

Minchan dan Yongseung saat ini berada di etalase yang memajang berbagai aksesoris untuk anak-anak sampai dewasa. Fokus Yongseung langsung tertarik pada sebuah jam tangan yang berputar di dalam etalase sebagai contoh.

With the Baby | VERIVERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang