Bab 10

436 81 24
                                    

Hari ini Hoyoung bangun lebih pagi dari biasanya. Dia udah nyetel alarm jam 05.00 pagi. Tepat setelah alarm berbunyi Hoyoung langsung cuci muka dan sikat gigi. Setelah itu pergi ke kamar di mana sang kebo masih bermimpi indah.

"Bangun!" teriak Hoyoung sambil nendang pantat Dongheon.

Dongheon jelas langsung mengeluh. Nyawanya baru terkumpul separuh tetapi ia harus segera menjawab agar Hoyoung menghentikan aksi brutalnya.

"Iya."

"Jangan iya-iya aja lo!"

Dongheon membuka selimutnya kasar. "Lo kalau bangunin orang tuh jangan kasar-kasar dong!" jawab Dongheon protes.

Hoyoung menyilangkan tangannya di depan dada. "Kalau kalem lo nanti ngelunjak."

"Kapan sih sahabat lo yang ganteng ini ngelunjak?"

Hoyoung menjitak kepala Dongheon. Hoyoung sendiri tidak tahu kenapa, tetapi setiap ia bersama Hoyoung rasa ingin melakukan kekerasannya meningkat.

"Nggak usah pura-pura amnesia lo!" tegur Hoyoung. Dia masih tidak bisa melupakan saat di mana Dongheon beberapa hari yang lalu, secara tidak langsung menyebutnya 'babu'.

"Lo kalau mau balas dendam ya nggak usah pakai kedok begini!" sahut Dongheon tak mau kalah.

"Iya gue mau balas dendam!"

Dongheon membulatkan kedua bola matanya. Niatnya kan dia mau bercanda eh ternyata Hoyoung beneran mau balas dendam dong sama dia.

Ya Tuhan, Dongheon salah apa?
๏︿๏

"Lo ngapain sih bangunin gue sepagi ini? Ini hari Minggu juga." keluh Dongheon.

Dongheon sudah bersiap merebahkan dirinya lagi tetapi kaki Hoyoung dengan sigap menghalanginya menyentuh bantal. Memang tidak sopan dan tidak patut di contoh tetapi Hoyoung rasa ini adalah cara satu-satunya agar Dongheon menurut.

"Kerja bakti."

"Ha?" jawab Dongheon tak mengerti.

"Rumput di halaman depan sama belakang rumah lo udah pada tinggi. Lo nggak kasihan sama bunga dan sayuran yang di tanam Mama lo?"

Dongheon memutar kedua bola matanya. "Nggak, ngapain, orang yang punya aja malah ke luar negeri."

"Salah-salah lo makan rumput lagi di sayur yang gue buat."

Dongheon mengingat kejadian semalam dimana sayur bayam yang di buat Hoyoung rasanya aneh. Sayurnya waktu di telan rasanya kayak kasar dan lengket-lengket gimana gitu.

Teksturnya tidak seperti bayam.

"Jangan-jangan sayur lo yang kemarin rumput lagi?!"

Hoyoung mengendikkan bahunya. "Di kebun warnanya hijau semua soalnya jadi ya gue kira sama aja."

"Ya masa lo gak bisa bedain spesies rumput sama bayam sih?!" seru Dongheon sambil menjambak rambutnya frustasi.

"Terus kalau benar itu rumput anak-anak gimana dong?"

"Kan yang makan sayur cuma lo doang kemarin. Anak-anak sama gue kan makan nugget." jelas Hoyoung tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Dongheon langsung membekap kepalanya sendiri pakai guling. Setelah itu Dongheon guling-guling di kasurnya sembari membayangkan nasib perutnya.

"Ya ampun Bae Hoyoung, kalau gue bentar lagi mati gimana?" tanya Dongheon melas.

Dia nggak tahu Hoyoung ini antara jujur atau nggak. Tapi kalau benar yang dimakannya itu rumput pasti bakterinya udah menyerang sejak tadi malam.

With the Baby | VERIVERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang