Sarapan hari ini sangat berbeda dari biasanya. Saat sarapan kebanyakan dari anak-anak masih setengah mengantuk bahkan biasanya sendok yang seharusnya dimasukkan ke mulut malah belok menukik ke mata. Namun hari ini mereka semua menampilkan wajah cerah, senyum, dan banyak bercerita tentang apa saja yang belum pernah mereka ceritakan pada Dongheon dan Hoyoung.
Hoyoung sesekali mengomentari cerita anak-anak itu tetapi Dongheon sebaliknya. Dongheon memang tersenyum mendengar ceritanya tapi senyumnya adalah senyum pilu.
Dia beneran masih sedih soal ditinggal anak-anak.
Mana hari ini, hari terakhir mereka lagi.
Hoyoung melirik arlojinya lalu segera berkata. "Udah saatnya berangkat sekolah. Ayo!"
Anak-anak mengangguk semangat. Mereka segera meransel tas masing-masing dan berlari menuju halaman depan dengan bahagia.
Ya iyalah bahagia, kan beberapa jam lagi mereka mau ketemu orang tua yang udah lama nggak ketemu. Video call doang mah nggak seru, mengobati kangen sih iya, tapi rasanya kayak ada yang masih kurang gitu.
Jadi Dongheon dan Hoyoung hari ini mengantar anak-anak ke sekolah bersama dan Kangmin akan dititipkan ke guru PAUD di sana. Lalu mereka berdua akan izin kelas jam dua belas siang untuk menjemput anak-anak lalu lanjut menunggu orang tua mereka di bandara.
"Mereka bahagia banget." lesu Dongheon melihat Minchan ketawa-ketiwi sama Gyehyeon dan Yongseung berdiri di tengah-tengah kedua anak itu dengan wajah datar. Lalu Yeonho dan Kangmin nepuk-nepuk pintu mobil sambil natap Dongheon supaya cepat dibukakan.
Hoyoung sontak menoyor kepala Dongheon. "Lo kalau kangen kan tinggal nyamper ke rumah mereka."
"Gue kan nggak tahu mereka tinggal di mana aja!" sewot Dongheon.
Hoyoung menghela nafas sambil melipat tangan di depan dada. "Lo itu bodoh atau gimana sih? Ya kan lo punya nomor orang tua mereka, tinggal telepon minta alamat rumah kan beres!"
"Oh iya juga ya. Tumben lo pinter Bae?"
"Mau gue pukul lagi kepala lo?" tanya Hoyoung seraya menunjukkan tinjunya.
***
Jam dua belas tepat Dongheon dan Hoyoung izin kelas. Mereka segera bergegas menuju sekolah yang jaraknya bisa ditempuh dalam waktu sepuluh menit. Sesampainya di sana, anak-anak udah pada nunggu di luar.
Di dalam mobil Kangmin merengek. "Lapel hyung..." keluhnya seraya memegang perut buncitnya.
"Ih, padahal tadi kan Kangmin udah mamam jelly ikan punya Yono!" seru Yeonho menuding perut buncit Kangmin yang saat ini sedang dinaik-turunkan secara sengaja oleh sang empunya.
"Jelly ikan nggak kenyang!"
"Kamu juga udah aku kasih roti kan pas nunggu jemputan hyung tadi?" tanya Minchan memastikan bahwa sepuluh menit yang lalu ia benar-benar memberikan rotinya pada si bungsu.
"Loti apaan, olang kecil begitu mana kenyang!"
"Yeuuu udah dikasih juga nggak terima kasih!" sahut Gyehyeon seraya menoyor pelan kepala Kangmin.
Kangmin yang gak terima langsung balas Gyehyeon, sayangnya kepalan tangannya justru meleset ke arah Yongseung yang sibuk memainkan rubik. Pukulan Kangmin sukses membuat Yongseung kaget hingga jatuh terjerembab ke depan dengan kepalanya yang sukses berciuman dengan lantai mobil.
Semuanya langsung diam mematung ngelihatin Yongseung yang lagi ngusap-ngusap kepalanya.
Dongheon segera menepikan mobilnya lalu menengok kejadian di belakang. Hoyoung sendiri juga nggak tahu harus ngomong apa, kirain anak-anak bakal anteng karena ini hari terakhir mereka bersama, ternyata sama aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
With the Baby | VERIVERY
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Tiba-tiba lima anak ini harus ia rawat selama sebulan?! "Mau mamam." "Ya ampun, Chan ganteng banget hari ini." "Kangmin buku membaca Gye jadi basah kan!" "Et... Et... Et... Nggak kena wheee," "Balikin buku celita aku sekalang!" Dongheon...