Bab 11

384 80 12
                                    

Kangmin pagi-pagi udah kepikiran suatu ide, ia langsung turun ke lantai bawah di saat semua orang masih tidur. Dia bawa akuarium berisi ikan cupangnya itu ke ruang keluarga, terus naruh akuariumnya di karpet.

Awalnya nggak ada kejadian apa-apa. Tapi beberapa menit kemudian karpet mulai basah karena Kangmin masukin tangannya ke dalam akuarium.

Dia gemes banget sama ikan cupangnya yang ngibas-ngibasin ekor mulu. Makanya Kangmin pengen banget ngelus ekornya tapi ikan cupangnya kayak phobia sama tangan Kangmin.

Benar-benar susah di tangkap.

Tiba-tiba Kangmin ingat di dapur dia pernah lihat ada sebuah alat berwarna hijau yang biasanya dipakai Mamanya buat nyaring kopi Papanya. Sayangnya pas sampai di dapur tangan Kangmin gak bisa menggapai benda itu.

"Kamu ngapain?" tanya Minchan jalan ke kulkas untuk ngambil yoghurt.

Mata Minchan masih setengah terpejam tetapi ia cukup yakin kalau itu Kangmin.

Aneh aja dia melihat Kangmin jinjit sambil lompat-lompat kecil. Hal itu mengingatkan Minchan pada kodok.

"Ambilin itu hyung." pinta Kangmin menunjuk benda yang selama ini Minchan anggap sebagai jaring ikan.

"Mau jaring ikan cupangmu?"

Kangmin mengangguk.

Minchan sumringah. "Hyung ikutan ya!"

"Iya boleh."

Minchan segera mengambil alih posisi Kangmin. Ia sudah lompat setinggi mungkin tetapi tangannya tetap tidak bisa meraih benda itu karena memang letaknya ada di atas, berjajar diantara spatula.

Anak lelaki itu akhirnya mengambil salah satu kursi meja makan untuk membantunya meraih benda itu. Saat sudah dapat Minchan tak lupa untuk mengembalikan kursi itu. Bagaimana pun juga ia tidak mau mendengarkan Hoyoung mengomel. Hal itu mengingatkannya pada omelan sang Mama yang akan selesai ketika jam telah berganti.

"Loh, ikannya kok gini?" tanya Minchan saat melihat ikan cupang berwarna merah muda itu berenang dengan memiringkan tubuhnya.

Kangmin langsung berjongkok lalu memasukkan jari telunjuknya ke dalam akuarium untuk menyentuh si ikan cupang. Ikan cupang yang tadinya berenang lincah ketika jarinya masuk sekarang tidak merespon sama sekali.

Mata Kangmin mulai berkaca-kaca. "Apa mungkin mati hyung?"

"Gak mungkin. Masih renang gitu."

Iya ikannya itu masih berenang, tapi miring.

Kangmin nangis, dia langsung lari ke lantai atas untuk memanggil Hoyoung. Ngomong-ngomong Kangmin lebih percaya pada Hoyoung daripada Dongheon dalam hal apapun.

Minchan yang masih berdiri di depan akuarium cuma bisa mengamati ikan itu. Kayaknya sih ikannya akan mati dalam hitungan menit, udah kelihatan teler banget soalnya.

Suara langkah kaki yang menuruni tangga dengan keras itu mengalihkan fokus Minchan. Di sana dia melihat Kangmin gandeng tangan Hoyoung paksa dan Hoyoung masih mengucek-ngucek matanya.

"Ini hyung, kalau mati gimana? Huaaaaaa."

Ketika Hoyoung mendekati akuarium tiba-tiba kakinya terasa dingin. Pemuda itu menunduk lalu kedua matanya sempurna membola melihat keadaan karpet ruang keluarga.

"Kangmin!"

Kangmin natap Hoyoung kaget sebelum akhirnya menangis lebih kencang dari sebelumnya.

"Ya ampun ini karpetnya basah."

Jujur Hoyoung mager kalau harus ke laundry lagi. Baru seminggu tinggal sama anak kecil udah cukup membuat kalori Hoyoung berkurang bahkan emosinya pun dapat terkuras.

With the Baby | VERIVERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang