Yongseung berkali-kali menghela nafasnya di dalam mobil mereka yang lagi perjalanan ke pantai, sedangkan Minchan di sampingnya cuma bisa natap dia jengah. Yongseung bosen banget soalnya nggak ada sesuatu hal yang bisa ia mainkan di dalam mobil.
Mana lagu yang diputar sama Dongheon lagunya orang dewasa yang hobi bucin, kan Yongseung gak paham.
Posisi di dalam mobil itu di depan ada Dongheon yang nyetir lalu di sampingnya ada Hoyoung yang lagi memangku Kangmin. Di kursi tengah ada Yongseung dan Minchan sedangkan di kursi belakang sendiri ada Gyehyeon dan Yeonho yang udah tidur sejak tadi.
Kangmin dari tadi asyik lihatin jalan raya soalnya pandangan dia bisa jelas karena duduk di depan. Hanya saja hal itu justru membuat Hoyoung capek karena Kangmin duduknya nggak bisa santai, bikin kaki Hoyoung tambah kesemutan.
"Dek, duduk yang anteng dong." kata Hoyoung berusaha sesabar mungkin. Untungnya Hoyoung masih ingat kalau ini anak orang.
Kangmin akhirnya menuruti ucapan Hoyoung tanpa banyak menjawab. Dia sebenarnya masih pengen ngerjain Hoyoung tapi kok kalau diterusin kasihan, makanya Kangmin nurut aja.
Nanti kan bisa diulangin lagi.
"Tumben nurut lo?" celetuk Dongheon sambil cekikikan.
Kangmin yang niatnya sudah benar mau menuruti Hoyoung akhirnya jadi cemberut. Dia nggak suka kalau niat baiknya dikatain orang lain pakai kata 'tumben', bikin semangatnya jadi hilang.
Hoyoung yang tahu Kangmin cemberut segera menghibur. "Nggak usah didengerin om-om satu itu, kurang kerjaan dia."
Kangmin mengangguk tetapi mulutnya masih mengerucut.
"Kalau gue om-om berarti lo aki-aki." jawab Dongheon membalas ejekan sahabatnya.
"Mana ada aki-aki ganteng kayak gue."
"Nyeh, kata siapa lo ganteng?"
"Kangmin, ya kan?"
Kangmin noleh ke Hoyoung lalu mengangguk semangat. Kali ini dia ada di pihak Hoyoung lagi, dia malas harus berurusan dengan Dongheon yang hobinya ngejek dan jahilin dia.
Setelah melihat Kangmin membelanya, Hoyoung segera menjulurkan lidahnya ke arah Dongheon. Dongheon yang masih sibuk nyetir cuma bisa melirik sebal.
Sebenarnya Dongheon pengen banget nampol wajah Hoyoung tapi keadaan saat ini nggak memungkinkan.
Kali ini gantian Minchan yang pengen nampol Yongseung. "Sekali lagi kamu bernafas aku tampol nih."
"Menghela nafas kali, hyung." jawab Yongseung seraya merotasikan matanya.
"Ya itu pokoknya."
Yongseung menghela nafasnya sekali lagi saat menoleh ke belakang dan mendapati Gyehyeon tertidur lelap. Minchan sudah mengudarakan tangannya siap menyerang Yongseung tetapi mata Yongseung sudah lebih dulu menurunkan nyali Minchan.
"Maaf bro," ujar Minchan. Dia baru tahu kalau Yongseung serem juga, melebihi Gyehyeon pas lagi mode ngamuk.
"Bosen banget hyung." keluh Yongseung seraya menyandarkan kepalanya ke jendela mobil.
"Biasanya kan kamu bawa rubikmu kemana-mana."
"Gak aku bawa."
"Kenapa?" tanya Minchan kepo. Pasalnya Yongseung dan rubiknya itu ibarat prangko dan amplop surat, tidak dapat terpisahkan.
"Ada walna hijau sama bilu, katanya Hoyoung hyung nggak boleh ada dua walna itu kalau di pantai."
Hoyoung yang mendengar ucapan Yongseung segera menoleh ke belakang. "Kamu nguping?"
KAMU SEDANG MEMBACA
With the Baby | VERIVERY
Fanfic[COMPLETED] Tiba-tiba lima anak ini harus ia rawat selama sebulan?! "Mau mamam." "Ya ampun, Chan ganteng banget hari ini." "Kangmin buku membaca Gye jadi basah kan!" "Et... Et... Et... Nggak kena wheee," "Balikin buku celita aku sekalang!" Dongheon...