"HUAAAAAA!!!"
"KANGMIN GAK BOLEH BELICIK! HYUNG LAGI TIDUL!"
"HUAAAAAAAAAA!!!"
Pagi-pagi buta Dongheon terpaksa bangun karena suara tangis yang makin lama semakin kencang. Awalnya Dongheon tidak peduli, ia tetap bergelung pada selimutnya hingga tangis itu semakin kencang.
Dengan wajah bantalnya Dongheon langsung pergi ke kamar samping, tempat di mana kelima anak itu tidur.
Saat sampai di depan pintu kamar, Hoyoung juga baru sampai di sana. Jadi kamar anak-anak beradi di tengah-tengah kamar mereka berdua.
Hoyoung membuka pintunya perlahan dan betapa terkejutnya mereka bahwa kamar sudah berantakan.
Benar-benar berantakan.
Kangmin nangis di kasur sambil meluk bonekanya.
Gyehyeon dan Yongseung tengkurap di karpet sambil gambar sesuatu di kertas.
Yeonho lagi gigit-gigit bantal sampai bulunya keluar semua.
Lalu Minchan, sebagai hyung yang paling tua, dia lagi tiduran di samping Kangmin dengan kedua bantal menutupi telinganya.
"Kangmin diem!" seru Minchan untuk kesekian kalinya.
Kangmin melirik Minchan sejenak sebelum akhirnya kembali menangis dengan kencang.
Hoyoung segera menghampiri Kangmin dan menggendongnya. "Kangmin kenapa nangis?"
"Dedek mau minum cucu." jawabnya dengan air mata yang masih mengalir di kedua pipinya.
Dongheon yang melihat hal itu jadi tidak habis pikir. Bagaimana mungkin keempat anak yang lain justru acuh melihat Kangmin menangis?
"Hey kalian, adek kalian nangis kok malah diem semua?!" bentak Dongheon yang langsung membuat keempat anak itu melihatnya.
"Minchan gak punya adek hyung." jawab Minchan polos yang membuat Dongheon seketika mendengus.
Anak-anak ini kurang memiliki sikap kepedulian terhadap sesama. Dongheon wajib mendisiplinkannya!
"Tapi disini kalian akan jadi kakak-adek selama sebulan."
"Minchan gak mau kakak-adekan, hyung."
Dongheon mengusap wajahnya lelah. Sedangkan Hoyoung berjalan keluar, menuju dapur untuk membuatkan Kangmin susu.
"Oke, kalau gitu Yeonho, kenapa kamu malah diem aja?"
Yeonho menghentikan aksi menggigit bantalnya, lalu mendongak menatap Dongheon dengan mata polosnya.
"Yono gak diem hyung, Yono kan lagi makan ini." jawabnya sambil menunjukkan bantal yang udah amburadul itu.
Ya gak salah sih jawabannya, tapi kan...
Ah sudahlah.
"Maksud hyung itu, kenapa kamu diem aja waktu Kangmin nangis?" tanya Dongheon sabar.
Aslinya dia udah gak sabar tapi namanya anak kecil kalau dibentak-bentak kan kasihan juga. Mana mereka anak orang, kalau ada apa-apa Dongheon dipenjara gimana dong?
"Yono tadi udah ajalin Kangmin cala gigit bantal bial lasa haus Kangmin hilang. Tapi Kangminnya gak mau."
Dongheon cuma bisa senyum kebapakan waktu Yeonho menjawab dengan cerdas.
Merasa tidak ada gunanya lagi ngomong sama si gingsul, Dongheon menghampiri dua anak yang awalnya ia anggap paling normal itu.
"Kalian kenapa diem aja waktu Kangmin nangis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
With the Baby | VERIVERY
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Tiba-tiba lima anak ini harus ia rawat selama sebulan?! "Mau mamam." "Ya ampun, Chan ganteng banget hari ini." "Kangmin buku membaca Gye jadi basah kan!" "Et... Et... Et... Nggak kena wheee," "Balikin buku celita aku sekalang!" Dongheon...