🍒🍒🍒
Kenandra Atmagira, mahasiswa kampus ternama Brama Surya, semester 3 dengan jurusan unggulan, kedokteran.
Dilengkapi tubuh proposional, dengan visual yang menawan, ditambah lesung pipi yang bisa memikat siapa saja saat melihatnya, membuat Keenan menjadi salah satu orang yang paling terkenal seantero Brama Surya.
Memiliki latar belakang keluarga yang sama terkenalnya, Keenan lahir dari pasangan dua orang berpengaruh dibidangnya. Sebut saja Dr. Alfi Atmagira, seorang dokter spesialis jantung terkenal di Rumah Sakit Medica. Ada pula Kania, istri dari Dr. Alfi yang merupakan seorang penulis buku terkenal.
Keenan bisa dikatakan sebagai cowok yang dingin. Ia irit bicara, ditambah dengan ekspresinya yang selalu datar.
Jika ada orang baru yang ingin berbicara dengannya, maka biasanya Keenan hanya menanggapi seadanya, jauh berbeda ketika dia bersama 2 sahabatnya, Fano dan Gio.
Menjadi tiga orang yang paling terkenal, membuat Keenan, Fano dan Gio jarang menghabiskan waktunya di kampus. Mereka lebih sering mencari makan atau bersantai di beberapa tempat semacam kafe, mall dan restoran.
Sebut saja seperti hari ini, ketika kuliah mereka sudah selesai saat jam menunjukkan pukul 15.00, ketiganya memilih mencari makan di Mall. Mereka memutuskan untuk bersantai di Kedai Jepang, salah satu restoran langganan Keenan.
Ketika mereka tengah asyik berbincang, Fano, yang saat itu posisi duduknya tidak membelakangi pintu, melihat dua cewek cantik yang masuk ke restoran.
Matanya memicing memperhatikan kedua cewek cantik itu berbincang ringan. "Eh, ada cewek cantik tuh."
Gio dan Keenan reflek menoleh. Gio bertahan menatap kedua cewek itu dengan mata berbinar, sementara Keenan dengan cepat mengalihkan matanya.
"Bening, yakin gue, pasti anak orang kaya," celetuk Gio.
Keenan dan Fano kontan tertawa. "Lo tuh nebak apa gimana sih, Yo. Enggak semua cewek cantik itu kaya, begitupun sebaliknya," ujar Fano.
Keenan yang dari tadi diam sambil mengunyah sushinya hanya sesekali menimpali dengan senyum.
"Gue ada ide. Gimana kalo kita lanjut main."
Kini Fano ditatap Keenan dan Gio. "Main apaan?" tanya Keenan dengan kening mengernyit.
"Lanjut, kemarin kan lo dapat dare, Ken. Belum lo jalanin kan dare lo."
Gio menjentikkan jarinya nyaring, "Bener banget, No. Baru ingat gue, lo masih ada hukuman, Ken."
Keenan mengerjapkan matanya ke arah Fano dan Gio. Setelah beberapa saat diam berpikir, akhirnya Keenan pun mengiyakan ajakan bermain kedua sahabatnya. "Ya udah, maunya sekarang gimana?"