🍒🍒🍒
Suasana di ruang makan kini terasa hangat. Alfi dan Angga tengah berbincang masalah rumah sakit, sementara Xabara masih mengoceh memuji buku terbaru yang baru saja terbit oleh Kania. Dilain sisi, ada Keenan yang terlihat fokus makan sambil sesekali melirik ke arah Nala yang juga sibuk mengunyah makanan.
Malam ini, hanya ada Nala yang menemani orang tuanya makan malam. Star pergi bersama Russell, katanya ada sesuatu perting yang harus mereka kerjakan. Begitupun dengan Nathan yang memang harus pulang sedikit lebih malam karena jadwal lesnya.
"Jadi, gimana selama agenda tur, Nala? Keenan nyusain kamu enggak?" tanya Alfi basa-basi.
"Nyusahin sih enggak, Om. Cuman Nala sering diomelin aja waktu itu."
Mendengar sahutan Nala, Keenan langsung melebarkan matanya, ia melirik ke arah orang tua Nala yang saat ini tengah menatap ke arahnya. "Enggak pernah diomelin kok, Om, Tante. Cuman sering ngingetin aja. Soalnya, dia kalo masuk kelas suka lupa bawa catatan yang sudah aku suruh buat."
"Mana ada diingetin. Lo tiap kali tau gue enggak bikin catatan malah didiemin di kelas."
"Tapi kan kalo ditanya dosen, lo selalu bisa jawab karena gue ngasih catatan gue."
"Iya juga sih, tapi kan-"
"Nala... Udah tau salah, ngotot." Angga memotong dengan tujuan menghentikan Nala membela diri.
Xabara menatap tamunya dengan tidak enak, "maklum, gen Papanya nurun."
Alfi dan Kanian terkekeh bersamaan, sementara Angga hanya melirik sebal ke arah sang istri.
"Oiya, Ken, kamu rencananya mau ambil spesialis apa?" Angga mulai bertanya.
"Keenan mau ambil spesialis Kardiologi, Om."
Angga dan Alfi saling tatap lalu tertawa bersama. "Mau ikutin jejak Papa atau gimana nih?" ujar Angga lagi.
"Enggak sepenuhnya itu juga sih alasannya. Emang dari awal udah tertarik kesana. Keseringan dengar Papa cerita juga."
Kali ini, Kania yang melempar pertanyaan pada Nala. "Kalau Nala, nanti, setelah lulus, mau melanjutkan ke mana?"
Nala sontak mendongak, sebelum menjawab, ia melirik Angga dan Xabara lebih dulu. "Nala sih minatnya cabang, Tan. Pengen bisnis, arsitektur, tapi beberapa minggu ini sempat mikir mau lanjut ke kedokteran juga. Masing bingung."
"Anak-anak seusia kamu, memang sering mengalami dilema dalam menentukan jurusan. Tapi, kamu harus secepatnya punya tujuan, karena sebentar lagi kan ujian," tambah Xabara sambil mengusap Puncak kepala Nala.
Nala hanya mengangguk sambil mengulas senyum. Hingga agenda makan berpindah ke ruang tengah. Perbincangan semakin serius antara Alfi, Angga, Ara dan juga Kania. Mereka bahkan tidak sadar jika Keenan dan Nala sudah menjauh dari mereka.