🍒🍒🍒
Nala terlihat sibuk membantu Kania dan Ibu-Ibu yang lain untuk menyiapkan makan siang anak-anak. Kepiawaian gadis itu dalam memasak bahkan mampu membuat Kania tercengang.
"Nala, kamu belajar masak dari siapa?"
Mendengar pertanyaan itu, Nala lantas tersenyum kecil. "Dari Mama, dari Kakak sepupu, sampai sering main di dapur restoran."
"Dapur restoran? Kamu sering masuk dapur restoran Mama kamu?"
Nala mengangguk. "Nala tuh suka sama masak, Tan. Cuman kadang mager bersih-bersih."
Kania kini ikut terkekeh. "Tante pengen banget punya anak cewek. Biar bisa nemenin masak sama di dandanin."
"Suruh Keenan cari pacar, Tan. Biar bisa diajak jalan bareng," celetuk Nala yang tentu saja tidak ia sadari.
"Keenan tuh pemilih, Nal. Tante enggak pernah lihat dia jalan sama cewek lain selain Jessica sama kamu. Tante pikir, Ken suka Jessica, tapi kayaknya, sampai sekarang masih belum ada kemajuan."
Takut bertambah sakit jika berbicara tentang topik ini, Nala pun dengan cepat mengalihkan pembicaraan. "Kira-kira, anak-anak suka cookiesnya nggak ya, Tan?"
Kania mendekat dan menatap dengan mata berbinar cookies yang baru selesai dibuat Nala. "Pasti. Mungkin bukan hanya suka, tapi bakal ketagihan."
***
Kini, jam makan siang tiba. Nala dan Keenan ikut duduk bersama anak-anak untuk makan. Di meja panjang yang muat hingga 5-6 orang, Keenan dan Nala duduk bersama 4 orang anak lainnya.
"Kak Nala, Kakak cantik banget. Sudah punya pacar belum, Kak?" tanya Bimo, anak berusia 7 tahun.
Mendengar pertanyaan polos Bimo, Nala yang duduk di sampingnya pun terkekeh. "Belum punya, kenapa emangnya, Bim. Bimo punya temen buat dikenalin ke Kak Nala?"
"Nana punya, Kak," sahut anak perempuan dengan rambut pendek yang duduk di hadapan Keenan. "Nana punya. Kakak mau nggak?"
Nala hendak menyahut, namun ucapannya didahului oleh Keenan. "Nggak boleh. Kak Nala masih sekolah, nggak boleh pacaran dulu."
Bimo kini tertawa. "Kak Nala kalo pacaran, dimarahin ya sama Kak Keenan?"
"Boleh kok pacaran, kata siapa enggak boleh. Siapa lo, yeuuu..." Tentu saja, Nala tidak ingin kalah.
"Lo itu harus belajar dulu. Udah kelas XII, bentar lagi ujian. Siapin diri buat kuliah. Pacaran buang-buang waktu."
"Kalau pacaran sama lo, berarti boleh dong? Kan gue kalo jalan sama lo agendanya bukan jalan, tapi les. Gimana?"
Keenan tidak mampu menahan serangan verbal Nala. Ia langsung terbatuk saat sedang mengunyah makanannya. "Aduh, nasinya masuk hidung."
Nala juga sama paniknya. Gadis itu langsung meraih segelas air, lalu memberikannya pada Keenan. "Makan tuh yang bener, jangan sambil ngobrol makanya."