🍒🍒🍒
Hari ini adalah hari terakhir agenda tur kampus Brama Surya. Semua murid dari Bakti Setya dibebaskan dari kegiatan belajar. yang akan mereka lewati hari ini adalah bersenang-senang, sekaligus acara perpisahan dengan para mentor.
Saat Keenan memberikan sambutan, diiringi oleh semua mentor yang juga mengucapkan beberapa patah kata untuk adik bimbingan mereka, itu juga berlaku bagi siswa yang terlihat berat untuk berpisah.
Tapi, tidak dengan Nathan yang tampak gelisah. Ia terus melihat ke arah jam di tangan kirinya, sambil terus menatap jengah kea rah mentor dan teman-temannya yang terus menerus berbincang.
"Nath, lo bisa diem enggak? Badan lo rusuh bikin gerah," tegur Fabian yang kebetulan duduk di samping.
"Gue enggak ada urusan sama lo ya, Fab. Jadi, lo mending diem."
Fabian kini mengedarkan pandangannya mencari sosok Nala, pasalnya, sejak dari tadi pagi, ia tidak melihat gadis itu sama sekali. Tanpa banyak pikir, ia langsung menoleh ke arah Alana yang duduk di samping Nathan dan bertanya, "Lan, kok gue enggak lihat Nala, dia kemana?"
Alana menoleh lalu menyahut sedikit berbisik. "Nala di rumah sakit, Fab."
"Hah! Kok bisa!" Seruan Fabian yang nyaring membuat semua orang menoleh ke arahnya. Sementara Nathan yang duduk di antara Alana dan Fabian hanya bisa mendelik sebal ke arah pria tersebut.
"Maaf, silakan lanjutkan," ujar Fabian tidak enak. "Lan, Nala sakit apa, kok gue nggak dikasih tau?"
"Dih, siapa lo," sahut Nathan cepat.
Kini tatapan sinis mulai Fabian berikan untuk Nathan. "Gue yang harusnya tanya sama lo. Lo dekat sama Nala, tapi lo juga jalan sama Alana. Lo pikir keren deketin dua cewek yang sahabatan?" Fabian berniat menyindir langsung pada Nathan.
Nathan membulatkan matanya, ia sudah hendak mendebat Fabian, tapi tangannya ditahan oleh Alana. "Jangan ribut, nanti kita diomelin sama Kakak mentor. Udah, ngomongnya nanti aja kalo udah acara selesai."
Menghabiskan waktu perpisahan sekitar 2 jam, akhirnya mereka semua bubar. Para siswa peserta tur dipersilakan untuk menikmati sisa waktu mereka untuk berkeliling kampus, sementara Nathan dan Alana yang berniat menjenguk Nala masih di buntuti Fabian.
"Kalian mau ke mana?" tanya Fabian saat melihat Nathan dan Alana berjalan kea rah parkiran.
"Mau jeng-"
"Mau jalan, kenapa emang?" Nathan memotong sahutan Alana.
Fabian yang terlanjur curiga langsung menatap tidak percaya. "Gue tau lo boong."
"Intinya gue enggak mau ngajak lo," ujar Nathan sinis.
Fabian menahan rasa kesalnya, "Gue enggak ada masalah sama lo ya, Nath. Gue cuma mau ikut kalau lo sama Lana ke rumah sakit jenguk Nala. Minimal, kalau enggak mau bareng, kasih tau gue ruangannya."