🍒🍒🍒
Suasana terasa hening. Pendengaran Keenan dan Nala hanya penuh dengan suara lembaran buku yang dibalik dan goresan pulpen pada kertas.
Keenan sudah selesai menjelaskan materi pada Nala. Kini, ia hanya menunggu gadis tersebut untuk menyelesaikan soal yang sudah ia buat.
Tanpa Nala sadari, tatapan Keenan kini memusat pada Nala. Gadis itu terlihat serius mengerjakan soal. Walaupun hanya separuh wajah yang bisa dilihat oleh Keenan, tapi pemandangan itu, sama sekali tidak mengurangi kecantikan Nala.
Saat tenggelam dalam tatapannya, Keenan teringat ucapan Jessica tempo lalu saat mereka tidak sengaja berdebat sepulang dari Rumah Sakit.
Kala itu, ketika langit cerah masih menyelimuti sore, Keenan dan Jessica memutuskan untuk bersantai di sebuah kafe dengan nama CandleLight.
Di sana, Jessica sempat menyeletuk, dan berhasil membuat Keenan menghadiahinya tatapan bingung. "Ken, lo suka sama Nala."
Saat itu, Keenan langsung terbatuk. Jelas saja, saat Jessica mengatakan hal itu, ia tengah menikmati caramel macchiatonya. "Hah! Coba ulang," pintanya pada gadis itu.
Jessica mengukir senyum manis di wajahnya. "Gue tau lo dengar."
"Dan gue samar dengar itu, antara pernyataan atau pertanyaan."
"Seandainya gue bilang itu pertanyaan, apa yang bakal jadi jawaban lo?" tanya Jessica lagi.
"Jelas gue jawab enggak. Kan lo tau, gue sukanya sama siapa."
"Kalau yang sebenarnya gue bilang tadi pernyataan, apa respon lo?"
Keenan tidak langsung menjawab. Kepalanya mendongak dan menatap Jessica dengan kening mengenyit. "Jess, lo kenapa sih? Kok tiba-tiba bahas anak itu. Enggak biasanya."
Jessica dengan ringanya menggidikkan bahu. "Enggak tau. Feeling aja. Gue lihat lo natap Nala beda. Gue ngerasa kalo lo lagi sama Nala, kayak bukan lo sama siapapun. Lebih lepas aja. Bahkan, sama gue pun, lo enggak selepas itu."
"Stop bahas itu. Lo ngawur." Ucapan ini menjadi penutup pembahasannya tentang Nala bersama Jessica.
Selama tiga hari, Keenan berpikir keras tentang hal itu. Ia mencoba menghubungi Nala dari hari pertama setelah pulang dari RS. Ia kira, gadis itu akan bersikap seperti biasa, namun kenyataannya, Nala sempat mengabaikannya hingga siang ini.
Keenan dibuat kelimpungan tanpa ia sadari. Malam dan siangnya terasa seperti orang yang berbeda. Saat siang, ia merasa jika tidak masalah saat gadis itu tidak menghiraukannya. Tapi, ketika malam tiba, rasa kesal, sebal, bahkan merasa tidak dihargai membuat dirinya bertingakh diluar batas kewajaran.
Bahkan, pernah satu malam, Keenan spam pesan singkat dengan mengomeli Nala sebab tidak menghiraukannya selama dua hari berturut-turut. Untung saja, saat paginya, pria itu sadar dan mendapati pesan spamnya belum dibaca. Ia pun bergegas menghapus semua pesan tersebut.