15. Panik

999 204 29
                                    

🍒🍒🍒

Nala memulai paginya dengan kondisi tubuh yang kurang fit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nala memulai paginya dengan kondisi tubuh yang kurang fit. Hembusan napasnya terasa berat, kepalanya yang sakit dan kakinya yang terasa lunglai untuk dijalankan.

Gadis itu memaksa dirinya untuk mandi saat menyadari jika jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi.

Ketika Nala sudah selesai bersiap, ia bergegas keluar kamar lalu melangkah menuju kamar Nathan yang berada tepat di depan kamarnya.

"Nath," panggil Nala sambil mengetuk pintu.

Nathan langsung membuka kamarnya, "Paan?"

"Pinjem hoodie dong."

Nathan masih diam, ia meneliti wajah Nala dengan lekat lalu mendaratkan punggung tangannya pada dahi adik 15 menitnya tersebut. "Kok lo panas, Nal, sakit ya?"

Nala menggeleng, "Enggak kok. Gue enggak sakit, cuman pusing." Nala berjalan masuk ke dalam kamar Nathan lalu duduk di pinggiran kasur sambil mengembuskan napasnya berat.

Nathan yang kala itu sudah lengkap memakai seragamnya, kini kembali berjalan kearah lemari untuk mengambil salah satu hoodie. Ketika sudah berada di depan Nala, gadis itu mengangkat kedua tangannya, dan Nathan pun dengan cekatan memasangkan hoodie tersebut ke tubuh Nala.

"Hari ini kelas lo ada pelajaran olahraga kan?"

Nala mengangguk.

"Enggak usah ikut, ntar gue yang bilang sama Pak Karsa."

Nala menurut saja, setelah itu, keduanya keluar dari kamar lalu turun ke ruang makan untuk sarapan.

Hari ini, tidak seperti biasa, Nathan pergi ke sekolah membawa mobilnya. Ia memaksa Nala untuk ikut, dan alhasil, keduanya menjadi bahan perbincangan.

"Udah lama enggak jadi bahan ghibah anak-anak," celetuk Nala.

Nathan terkekeh sambil mengusap rambutnya, "Gue capek sembunyi di depan anak-anak."

Nala kini melirik Nathan kemudian ikut tertawa kecil. "Bilang aja supaya lo bisa bebas jalan sama Alana."

Merasa benar dengan ucapan kembarannya, Nathan pun mengacak rambut Nala yang terurai. "Biar lo juga bisa bebas dekat sama tutor lo."

Mendengar sahutan Nathan, Nala tiba-tiba teringat dengan pesan Keenan yang tidak ia balas tadi malam. Tanpa bisa dikendalikan, Nala kemudian memekik dan membuat Nathan menoleh cepat.

"Kenapa lo?" tanya Nathan kemudian.

Nala menutupi kegugupannya dengan menggeleng. "Gue duluan ya, bye."

Nathan yang ditinggal hanya menatap Nala sambil menghela napasnya pelan. "Kenapa sih, suka banget tiba-tiba gitu."

***

Metanoia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang