🍒🍒🍒
Tur kampus sudah berjalan selama 2 hari. Seluruh siswa dari sekolah Bakti Setya menikmati agenda mereka bersama Mentor masing-masing.
Tetapi, kesenangan itu seolah menjadi pengecualian untuk Nala. Pasalnya, selama ia dimentori oleh Keenan, ia selalu berusaha untuk belajar sendiri. Lebih keras dari semua temannya, karena Keenan lebih banyak sibuk untuk kegiatannya yang lain dibanding dengan mementori dirinya.
Pagi ini, Nala dijadwalkan untuk ikut program belajar di dalam kelas. Untuk pertama kalinya, siswa dari Bakti Setya akan merasakan bagaimana proses belajar mengajar selama perkuliahan berlangsung.
Di jadwal yang sudah dibuat oleh Keenan, Nala diharuskan untuk masuk ke dalam lokal 1. Hari ini ia dijadwalkan untuk belajar mata kuliah Kardiovaskular.
Saat Nala melangkahkan kakinya menuju lokal yang dimaksud oleh Keenan, matanya mulai menyapu ruangan. Ia berusaha mencari sosok mentornya dan berencana untuk memilih tempat duduk yang berdekatan agar bisa dengan leluasa bertanya saat ia tidak paham.
Karena Keenan masih belum datang, Nala pun memilih kursi yang berada di tengah. Ruangan dengan kursi dan meja yang bertingkat itu kini perlahan mulai dipadati mahasiswa lain.
Walaupun seluruh penghuni kampus tahu kalau di Universitas mereka ada program tur, tapi tetap saja, Nala merasa risih ketika ia ditatap aneh, mungkin karena ia masuk kelas menggunakan seragam.
Ketika kelas sudah hampir penuh, Nala mulai gelisah, ia tidak melihat Keenan dan menduga jika pria itu kembali mengerjainya dengan memilih bolos kelas dari pada harus masuk dengannya.
Namun, saat Nala sudah diujung pasrah, Keenan dan ketiga sahabatnya datang. Gadis itu pun menghembuskan napasnya lega.
Keenan tanpa ragu memilih duduk bahkan menyuruh temannya yang lain untuk pindah agar ia bisa duduk di samping Nala. Dan ketika tubuhnya baru menyatu dengan kursi, telinganya kembali harus panas karena keluhan Nala.
"Kelas udah mau mulai, dan lo baru aja masuk, keterlaluan," ujar Nala.
Keenan yang malas menanggapi lebih memilih diam bahkan tidak menoleh.
"Hai, Nala." Fano, sahabat Keenan, mencoba menyapa Nala.
Merasa dipanggil namanya, Nala pun menerbitkan senyum tipis. "Hi," sahutnya singkat.
Ketika Gio juga ingin berbincang dengan Nala, gadis itu memalingkan wajahnya terkejut ketika di sisi kanannya ada yang tiba-tiba duduk.