🍒🍒🍒
"Jawab cepat. Lo suka biologi, fisika atau kimia?"
"Biologi."
"Kenapa?"
"Nggak pake ngitung."
Keenan diam sesaat, matanya masih fokus menatap lekat ke arah Nala yang juga memasang wajah datar.
"Lanjut. Fisika atau kimia?"
"Kimia."
"Kenapa?"
"Belajar fisika bikin gue tersindir."
"Hah?"
"Iya. Gue pernah tertampar sama quote dari fisika di bab tekanan zat."
Kini kening Keenan mulai mengernyit. "Quotes fisika?"
Nala mengangguk. "Semakin besar gaya, maka tekanan yang dihasilkan juga akan semakin besar. Karena gue pernah dibully karena kebanyakan gaya, jadi, serasa punya memori buruk aja sama kalimat itu."
Keenan tadinya sempat hendak melanjutkan pertanyaannya mengenai kerandoman Nala dan fisika. Namun, niatnya ia urungkan. Ia lebih memilih untuk lanjut ke pertanyaan berikutnya. "Dari semua pelajaran, apa yang menurut lo paling susah?"
"Matematika," jawab Nala tanpa berpikir.
"Tapi, nilai matematika lo cukup bagus untuk ukuran orang enggak suka matematika."
"Gue cuma malas ngitung, bukan berarti gue enggak bisa ngitung sama sekali."
Keenan kembali terdiam, gadis di depannya ini ternyata lawan yang tangguh untuk berdebat. Lihat saja wajah datarnya yang masih terpasang sempurna.
"Pertumbuhan sel telur pada gamet betina disebut?"
"Gametogenesis. Lo nguji gue dengan cara kayak gini?" Nala langsung panik saat Keenan mulai melempar pertanyaan padanya.
"Di tumbuhan berkayu, lingkaran tahun terbentuk akibat aktifitas jaringan yang bersifat meristematik. Jaringan apa itu?"
Nala kembali memutar otaknya untuk mengingat. "Euuu, itu, apa namanya... Kambium. Yes!"
Keenan kini tersenyum, "Pada biji monokotil, ada struktur yang melindungi plumula, apa itu?"
"Gampang, Radikula," jawab Nala percaya diri.
Keenan menyunggingkan senyum miring yang sangat tipis. Hal itu berhasil membuat Nala kembali berpikir dengan jawabannya.
"Bentar, gue salah pasti. Oke, jangan dikasih tau dulu. Monokotil melindungi plumula, itu, ini, apa tuh-"
"Koleoptil."
"Nah! Itu dia, koleoptil. Gue pinter."
Keenan masih duduk dengan bahu menyandar dan kedua tangan dilipat di depan dada. Sementara Nala, ia sudah memasang mata siaga karena tahu jika Keenan mungkin akan kembali melempar pertanyaan padanya.