🍒🍒🍒
"Ken, gue nginap ya, boleh enggak?"
"Lo gue antar pulang, ayo."
Nala mendengus dan memasang wajah sebal ke arah Keenan. "Ka Jess nginap boleh, masa gue enggak?"
Mereka saat ini sedang ada di dapur, sementara Jessica sudah terlelap di kamar tamu. "Gue juga bakal pulang ke rumah Nal. Biarin Jessica sendiri dulu."
"Tapi, kalau ada apa-apa, gimana?"
"Enggak bakal. Dia pasti kasih tau kalau ada apa-apa. Lagian, apartemen ini aman."
Setelah berdebat kecil dengan Keenan, akhirnya Nala dan pria itu kembali melajukan mobil menuju pulang.
Ketika angin malam mulai terasa, tiba-tiba ingatan jangka pendek saat Keenan memeluk Jessica terputar kembali dalam pikiran Nala. Gadis itu terdiam, ia meneliti rasa. Kemudian, benaknya muncul pertanyaan, dari mana nyeri ini berasal. Mengapa sesak bisa hadir, dan ada apa dengan dirinya sekarang.
Tanpa bisa Nala kendalikan, kepalanya kini menoleh ke arah Keenan yang fokus menyetir. Tidak terhitung sudah berapa minggu ia mengenal pria ini.
Keenan tampak tenang setelah wajah khawatirnya sirna saat menatap Jessica. Dan setiap bayangan itu hadir, Nala merasakan perasaannya tidak nyaman.
Gadis itu bahkan tidak sadar ketika Keenan memberhentikan mobilnya di depan pekarangan rumah kediaman keluarga Pratama.
"Nal, udah nyampe," ujar Keenan sambil menyentuh pundak Nala.
Nala tersadar. Ia menoleh ke luar jendela, dan benar saja, rumah besarnya sudah berada di hadapannya.
"Ken, kalau gue tanya, dari rentang 10 sampai 100, berapa besar sayang lo ke Kak Jess?" Tanpa sadar, Nala bertanya tanpa berpikir.
Keenan sempat bingung dengan pertanyaan Nala. Namun, kemudian ia tersenyum dan menjawab, "120."
Nala menyesal. Pertanyaannya kembali menjadi boomerang setelah kesialannya yang memilih untuk ikut Keenan ke apartemen.
Setelah mendengar sahutan Keenan, Nala memilih keluar mobil dengan cepat dan mengucapkan terimakasih dengan kilat. Lalu, setelahnya ia berjalan cepat menuju pintu utama rumahnya.
Sepeninggal Nala, Keenan kemudian memutar balik mobilnya dan memutuskan untuk pulang ke rumah.
***
Malam semakin larut, tubuh yang terasa lelah ternyata tidak cukup membuat Nala mengantuk. Ia kemudian mengambil ponselnya dan memutar pelan lagu yang akhir-akhir ini sering ia dengar.
Adalah lagu dari penyanyi pendatang baru bernama Dere yang berjudul Kota berhasil membuat perasaan terdalam Nala menyeruak sempurna.
Rasa sesak, rasa tidak enak bahkan rasa marah yang membuat tangisnya tertahan kini berhasil mengalir deras seiring dengan terputarnya lagu.