24-MBA

459 58 10
                                    

"Terserah kamu sama bunda mau liburan ke mana, ayah langsung gas aja."

"Enggak usah ke manapun deh, tetangga lorong sebelah udah ada yang positif." Amanda membayangkan sembari bergidik ngeri.

"Hamil bund?"

"Astagfirullah haladzim Yanto! Corona!"

"Oh, gitu." Yanto mengangguk paham.

"Eh..eh.. tau enggak sih? Katanya nih, dia udah enggak bisa nyium aroma apapun, termaksuk aroma yang menyengat sekalipun."

Mendengar itu Yanto menatap Amanda dan Aldo bergantian, kemudian lelaki itu mencium ketiaknya, alhasil membuat ia terjatuh dan berpura-pura pingsan tanpa sepengetahuan Amanda dan Aldo.

Amanda terlihat khawatir, cepat-cepat berjalan menghampiri tempat Yanto terjatuh.

"Yanto, kenapa nak? Kenapa? Bangun!" Yanto membuka kedua matanya sembari terkekeh tak jelas, pangkuan Amanda langsung ia lepaskan begitu saja, hal itu membuat kepala Yanto terbentur di lantai.

"Aw! Bunda tega banget sama anak sendiri! Kepala Yanto habis kenak mangga pagi tadi, eh terbentur lantai lagi." Yanto mengusap-usap kepalanya yang masih terasa sakit.

"Lagian kenapa pura-pura pingsan kamu?" tanya Aldo.

"Iya, heran!" Kesal Amanda,

"Aman bund, yah."

"Apa yang aman?" Tanya Aldo.

"Masih kecium bau ketek Yanto, berarti Yanto belum positif. Buktinya sampai bisa buat Yanto lemes karena nyium aroma nya yang woah!" lelaki itu cengengesan tak jelas menatap ke arah Amanda dan Aldo bergantian.

Amanda dan Aldo saling menatap, menggelengkan kepala heran. "Saraf anak kamu!" Ucap Amanda.

"Hehe, eh Fira mana bunda?" tanya Yanto karena sedari tadi tidak melihat keberadaan sang adik.

"Sedang ngerjain pr matematika, di kamarnya."

"Emang beda jauh sama abangnya."

"Yang satu malapetaka yang satu keberuntungan." Amanda menggeleng frustasi.

"Namanya anak pertama bund."

"Kenapa emangnya?"

"Kan percobaan, kata Yusdar. Mana enggak bisa di daur ulang."

"Kalau ngomong jangan ngaco!" Amanda membawa toples yang baru saja ia eratkan penutupnya, wanita itu memasukkan nya ke dalam lemari.

"Jangan di simpan di lemari bund, entar ada tikus yang ngambil toples!" tegur Fira yang barusan keluar dari kamarnya.

"Masih ingat keluar kandang lo?!" Yanto melirik sinis ke arah adik perempuan nya yang saat ini sedang duduk di bangku SMP kelas awal.

"Gue sampai lupa kalau punya adik perempuan."

"Enggak di anggap malah bagus, malu-maluin aja punya abang yang modelan lo, wajah enggak sesuai sama tingkah laku."

"Emang kenapa? Wajah abang ganteng, ya?"

"Enggak mau muji, gue udah tau akibatnya apa."

"Ngomong jujur aja."

"Enggak, lo mirip tikus!"

"Jadi yang lo maksud tadi, mau ngambil kue bunda di lemari, tikusnya gue?"

"Siapa lagi? Tikus gede!" Amanda tertawa puas, kemudian Fira menyalimi tangan Amanda.

"Fira pamit main dulu, ntar balik enggak usah di jemput."

"Ye.. mau balik sama pacar tuh bund, jangan di biarin!"

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang