30-MBA

385 57 0
                                    

Waktu liburan telah berakhir sekarang Alana duduk di bangku kelas XII, itu brarti Candra telah lulus sekolah.

Buk Mifta sedang asik menjelaskan di papan tulis, ini adalah jam terahir di hari ini.

Sisi terus saja melakukan aksinya, ketika Buk Mifta tidak memperhatikan gadis itu, tangan Sisi lagi-lagi menyelonong masuk untuk merogoh kolong meja nya.

Tangannya dengan lihai mengambil jajan yang ada di kolong meja nya, gadis itu terlalu sering melakukan hal itu, namun belum pernah sekalipun ia ketauhan ketika melakukannya.

Sedangkan Sheila terlihat gelisah, pasalnya kemarin Senja menagih janji yang Sheila berikan beberapa bulan yang lalu, gadis itu menghela nafasnya dengan berat sembari membuka kedua matanya yang sempat terpejam.

"Maafin gue lan, maaf dan terima kasih. Lo baik, hanya saja gue yang enggak pantas dapat sahabat sebaik lo," lirih Sheila dalam hati.

Saat sedang asik belajar, tiba-tiba bel pulang sekolah berbunyi.

"Baik anak-anak, sekarang sudah waktunya pulang. Tapi sebelum itu, ibu mau menyampaikan sesuatu."

"Baik bu," jawab mereka serempak.

"Liburan kemarin ibu belum sempat ngajak kalian liburan, bagaimana kalau kita buat acara kecil-kecilan?"

Murid-murid di kelas itu menyambut ucapan Bu Mifta dengan antusias, bahkan ada yang memukul-mukul meja sangking senangnya.

Buk Mifta juga turut berbahagia melihat reaksi anak-anak XII IPA 2.

Mereka semua mulai mengatur rencana apa yang akan mereka lakukan nanti.

Setelah beberapa menit selesai, akhirnya buk Mifta memanggil nama Alana.

"Alana."

"Eh, iya bu?"

"Uang kas yang terkumpul sudah berapa, ya?"

"Banyak banget buk." Alana mulai memeriksa dompet yang ia gunakan untuk mengisi uang kas anak-anak di kelas itu.

"Loh.." heran Alana gadis itu terlihat panik, teman-teman nya menunjukkan ekspresi tanda tanya di wajah mereka.

"Kenapa Alana?" tanya buk Mifta.

"Uangnya hilang buk," semuanya kaget, Buk Mifta pun begitu. Wanita itu mengusap wajahnya, menatap tidak percaya atas kecerobohan yang di lakukan oleh Alana.

Keisya dan Sisi saling menatap dan menggelengkan kepala. "Ada yang enggak beres," ucap Keisya tanpa mengeluarkan volume. Namun Sisi mengerti maksud gerak-gerik bibir Keisya ketika berucap.

Sisi mengangguk-ngangguk, menyetujui perkataan Keisya.

Buk Mifta memukul papan tulis menggunakan sapu, alhasil papan itu pecah, semuanya di buat kaget oleh tingkah buk Mifta.

"Kamu anak kelas berapa sih, Alana? Masih TK? Cerboh sekali kamu ini!!"

"Tapi saya enggak ngambil buk," gadis itu menunduk.

Buk Mifta melihat kalung cantik yang melingkar di leher Alana, kalung itu nampak masih terlihat baru. Tanpa fikir panjang, Buk Mifta melepaskan kalung itu dengan menarik paksa dari leher Alana.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang