36-MBA

451 54 1
                                    

Happy Reading teman-teman ✨
Semoga enggak mengecewakan ya.

Salam manis, Author🥰

***

Manusia di bumi belahan mana yang tidak jatuh cinta ketika melihat senyuman nya, walaupun sedang lelah tetapi terlihat begitu tulus bagi siapa saja yang mengerti bahwa senyuman itu murni pemberian tuhan dan bukan di buat-buat.

Keringatnya bercucuran, gadis itu sibuk membersihkan meja yang baru saja di tinggalkan oleh salah satu pengunjung hari ini.

"Halo, selamat datang di cafe kam___" kalimat dan senyuman Alana terhenti ketika melihat Sheila dan Senja beserta Vinsky dan juga Dini yang ternyata adalah pengunjung di cafe tersebut.

Senyuman Senja mengembang. "Wah ternyata ada santapan nih sore-sore," ucap Senja saat menarik kursi untuk duduk.

"Mainan baru ja," kali ini Sheila ikut berbicara.

Semuanya tertawa, Alana mendengarnya dengan seksama, kemudian seorang pelayan datang menghampiri mereka semua.

"Mau pesan apa mbak?" wanita cantik itu sudah siap dengan polpen dan kertas untuk mencatat pesanan di tangannya.

"Gue gak butuh lo ladenin, panggilin dia ke sini. Gue mau dia yang ngeladenin gue!" Senja menunjuk Alana yang berada di ujung yang masih membersihkan meja.

"Oh begitu," gadis itu mengangguk sembari tersenyum.

"Lan, Alana.. sini deh.."

Alana memalingkan pandangannya ke arah sumber suara. "Gue?" tanyanya sembari menunjuk diri sendiri.

"Yaiyalah dia. Ya kali patung." Senja tertawa sedangkan yang lain juga ikut tertawa.

"Iya, sini buruan."

Alana berlari kecil. "Kenapa?" tanya Alana setelah sampai di tempat mereka semua.

"Layani mereka. Katanya maunya mereka lo yang nge-layanin." Alana melihat ke arah Senja, Sheila, Vinsky dan Dini yang menyengir tanpa dosa, seperti menertawakan dirinya.

"Iya mbak, soalnya perempuan ini sudah terbiasa melayani pelanggan. Asal ada pulus aja," semuanya lagi-lagi tertawa meremehkan, Alana menahan dirinya untuk tidak tersulut emosi di jam kerja seperti ini.

"Ya sudah mau pesan apa?" tanya teman kerja Alana.

"Gue kan udah bilang, gue maunya dia yang ngeladenin kita-kita. Kenapa? haus duit lo?"

Gadis di samping Alana mulai geram melihat tingkah Senja tetapi Alana mengelus bahunya untuk tetap merespon dengan baik, biar bagaimanapun saat ini Senja dan kawan-kawan nya beserta Sheila juga pelanggan mereka.

"Mau pesan apa?"

"Nasi goreng seafood empat, churros with ice cream empat, sama boba coffe brown sugar juga empat. Gpl ya!" saat Senja ingin mengembalikan daftar menu ke tangan Alana, gadis itu sengaja menjatuhkannya.

"Upsss!! Sengaja lan. Sorry!" Vinsky dan yang lainnya menertawakan Alana dengan puas tetapi tidak dengan Dini.

Alana dan temannya pergi dari tempat setelah mengambil daftar menu yang sengaja Senja jatuhkan ke lantai.

"Lo ngapain sih pesan seafood empat ja? Bukannya lo alergi seafood?" tanya Vinsky.

"Sengaja, berapa sih biaya rumah sakit? Dikit doang ilah, gue rela sakit beberapa hari demi lihat dia menderita, paling-paling gue sakit paling lama dua atau tiga harian lah."

Sheila menggelengkan kepalanya. "Mantap, wajib di acungi jempol sih ja."

"Iya dong, Senja!" ucapnya dengan tinggi hati.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang