44-MBA

702 70 20
                                    

Saat semuanya terdiam, Alana menatap sekeliling dan merasa tidak ada lagi yang perlu ia bicarakan kali ini.

Alana merasa sudah tidak memiliki kepentingan apapun di sana, kemudian saat ia berjalan keluar aula, belum sepenuhnya kakinya melangkah keluar, Senja menariknya.

Sebelah tangan Senja memegang pistol yang ia letakkan tepat di kepala Alana.

Senja mengancam akan menembakkan peluru pistol jika ada yang berani menyelamatkan Alana dari genggaman nya.

Semua orang terlihat sangat khawatir, Alana pun tidak tau harus berbuat apa lagi, semua ia serahkan kepada Tuhan.

Alfaro mencoba mendekat, tetapi pistol yang berada di tangan Senja juga semakin ia dekatkan.

"Lo jangan macam-macam ja!!! Kalau gue sampai kehilangan Alana, gue enggak bakalan segan-segan ngancurin hidup lo!!!" teriak Alfaro dengan penuh penekanan di setiap katanya.

Senja masa bodoh, tidak mendengarkan perkataan Alfaro sama sekali, saat ini hasratnya benar-benar di kuasai oleh rasa cemburu yang mendalam akibat rasa cinta Alfaro terhadap Alana yang terlalu besar, menurutnya.

Senja membawa kabur Alana, semua orang bergegas berlari menyusul Senja dan Alana yang sudah berada jauh di depan.

Melewati beberapa tangga untuk sampai ke tujuan, Senja sampai di tempat dengan membawa Alana ikut bersamanya.

Tak lama kemudian semua orang yang khawatir dengan keadaan Alana berada di sana dengan perasaan yang luar biasa tak karuan.

Sisi terlihat begitu cemas, gadis itu berpelukan dengan Keisya karena memang kali ini keduanya tidak bisa berbuat apa-apa.

Semua orang lagi-lagi berteriak ketika Senja terus menerus mengancam dengan menembakkan pelurunya ke sembarang tempat.

"Lo gila ya, ja! Ingat kita semua ini manusia, masa hanya karena laki-laki lo sampai mau ngebunuh orang?" teriak Yusdar.

"Iya!! Gue emang gila, lo dengar? Gue gila!! Dan lo semua tau, cinta itu buta!!"

"Gue mohon lepasin Alana sekarang. Alana sangat berarti bagi gue ja." Alfaro mulai melembut.

Senja terkekeh. "Kalau wanita ini sangat berarti bagi lo, maka lo juga sangat berarti bagi gue!!" tatapan tajam Senja saat ini terlihat seperti iblis yang haus akan darah.

"Ja, perjanjian di awal cuma ngefitnah ya bukan ngebunuh. Jangan sampai lo ngotorin tangan lo sendiri cuma karena hal ginian!!" teriak Sehila.

"Emangnya lo siapa? Lo itu cuma barang yang gue manfaatin, padahal sama sekali gak ada manfaatnya." Senja lagi-lagi tertawa akibat nafsu yang telah menguasai dirinya.

"Senja, lepasin Alana! Kalau enggak, kamu bakalan ibu keluarin dari sekolah ini!!" tegas ibu Mifta, tetapi hal itu tidak berhasil membuat Senja luluh, malah tingkah laku nya semakin menggila.

"Hah! Ibu fikir, saya peduli bu? Jaman sekarang segalanya bisa, asalkan ada duit."

Alfaro frustasi, ia tidak bisa membiarkan Alana sampai kenapa-kenapa dalam genggaman Senja.

Saat Senja asik meladeni Buk Mifta dengan yang lainnya, Alfaro menggunakan kesempatan tersebut untuk mengambil alih Alana dari genggaman Senja.

Senja terbelakak tak terima karena Alana berhasil lolos dari genggamannya.

Tanpa fikir panjang, gadis itu langsung menembakkan pelurunya kepada Alfaro.

"Kurang ajar!! Kalau gue enggak bisa dapatin Alfaro, lo juga enggak bakalan bisa!!"

Gadis itu tidak terlalu memperhatikan siapa yang terkena peluru tembakkannya tadi, tetapi ia sudah terlanjur menerjunkan dirinya dari lantai atas, semua orang yang menyaksikan menjerit.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang