32-MBA

360 53 6
                                    

Keisya menepuk pelan bahu Alana. "Gak usah khawatirin Faro, lan. Seenggaknya lo enggak sendiri, kita bakalan bantuin lo buat keluar dari masalah ini."

Alana membenarkan ucapan Keisya, tapi gadis itu tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengejar Alfaro yang sudah semakin jauh dari tempat mereka berada.

Alana berusaha menyusul lelaki itu dengan sekuat tenaga ia berlari, sedari tadi gadis itu memanggil Alfaro tetapi Alfaro malah bersikap acuh tak acuh seolah-olah tidak mendengar seruan Alana.

Dari arah belakang justru Keisya dan Sisi juga menyusul Alana.

Alfaro berhenti ketika Alana berhasil menggapai jemarinya dengan genggaman yang sedikit menarik perhatian.

Alfaro berbalik melihat Alana yang berada di belakang, Alana yang tadinya tersenyum kembali mengulum senyumannya ketika melihat ekspresi wajah Alfaro yang terlihat biasa saja.

"Kamu kenapa?" Alana berusaha memegang pipi Alfaro tapi dengan siagap lelaki itu menyingkirkan tangan Alana untuk tidak menyentuhnya.

"Pantes lo nanya kek gini ke gue?!" suara Alfaro terdengar menyeramkan, mimik wajahnya juga seolah berbicara demikian.

"Ya gue mau tanya, sebenarnya semua orang di sini kenapa sih? Kenapa pada ngeliatin gue sampai segitunya dari tadi? Emang gue salah apa?" Alana mulai bergetar hebat, kalimatnya terbata-bata, bibirnya komat kamit menahan rasa takut.

"Hahahaha!! Lo pakai nanya kesalahan? Lo bukan anak yang baru memasuki usia belasan, yang harus di ajarin mana benar mana salah!"

"Gue gak tau kesalahan gue di mana, dan di fikir-fikir gue gak ngelakuin kesalahan apapun sampai sejauh ini."

Alfaro tertawa nyaring penuh kekecewaan dalam setiap tawa yang keluar. "Cinta itu tidak akan pernah tumbuh jika tidak ada kasih sayang di dalamnya, dan kekecewaan tidak akan pernah ada ketika kesalahan itu sendiri tidak di ciptakan."

Alfaro menjeda kalimatnya, lelaki itu menarik rambut Alana hingga membuat Alana menengadahkan pandangannya ke atas. "Lo tau gak? Lo itu murahan." Alfaro berucap sedikit sinis tepat di telinga Alana.

"Hah? Lo.... lo bilang apa tadi?" Alana bertanya, kalimatnya terbata-bata karena takut, suaranya kembali bergetar hebat, air matanya berhasil turun.

"Hahahaha apa kurang kencang? Lo tau gak? Lo itu murahan!! Lo murahan!! Lo itu murahan Alana Magnolya!!!" tawa kekecewaan yang terdengar dari mulut Alfaro terdengar di setiap sudut bangunan koridor sekolah, semua pandangan mengarah ke arah mereka, saat ini mereka benar-benar menjadi pusat perhatian. Alfaro meninggalkan Alana yang terduduk diam di tengah-tengah banyaknya pandangan mata mengarah ke arahnya.

Alana menangis sejadi-jadinya ketika Keisya dan Sisi memeluknya.

Gadis itu melihat kepergian Alfaro yang tangannya tadi tiba-tiba di gandeng oleh Senja yang mendadak datang.

"Gue...salah...apa..sih kei? Si?" tanya Alana bergantian menatap keduanya.

"Hustttt... lo gak salah kok lan, cuma cara pandang Faro aja yang lagi buta. Kalau lo salah kita gak bakalan ada di samping lo buat nguatin keadaan lo sekarang."

***

Alfaro melihat sekeliling dan merasa tempatnya sekarang sudah di luar jangkauan Alana untuk melihatnya.

Lelaki itu menghempaskan tangan Senja dengan kasar.

"Apa-apaan sih lo pegang-pegang!"

"Loh far, tapi tadi kan___"

"Diam!!!" Alfaro membentak Senja, gadis itu tercengang melihat dengan hampa kepergian Alfaro yang menuju kantin sekolah, Senja menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang