39-MBA

490 65 9
                                    

"Nanti kalau gue di tanyain sama guru, bilang aja gue lagi ngebuang racun."

"Racun?"

"Berak."

"Lah emang lo mau buang air besar?"

"Enggalah, alasan doang bego!"

"Yaudah, bye." Alana turun terlebih dahulu, mereka berdua berpisah di parkiran sekolah.

Sisi pergi terlebih dahulu karena ingin membeli makanan di kantin.

Sisi telat bangun, Alana juga tidak tega membangunkannya karena terlihat terlalu lelap dalam tidurnya.

Alhasil gadis itu baru bangun saat tinggal beberapa menit di ujung jam penghabisan waktu yang di tentukan.

Semua mata memandang Alana seperti biasa, jika seseorang di jadikan pusat perhatian karena kepopuleran nya yang baik, berbeda dengannya yang menjadi populer karena fitnah yang menyebar luas seantero sekolah.

Dari ujung sana terlihat jelas Senja, Vinsky, Sheila dan Dini yang berjalan ke arahnya sembari menertawakan Alana.

"Wait wait wait! Lo sebelum ke sekolah singgah mampir ke apartemen lan?" Alana tidak paham dengan maksud perkataan Senja barusan. Ia melihat sekeliling, semuanya sedang menertawakan nya dengan puas.

"Atau gini deh lan, gue beli lo buat tetangga gue yang duda, ya? Kasihan banget loh dia." Vinsky tertawa keras ketika mengucapkan hal itu, begitpun dengan yang lainnya.

"Dasar bedebah! Kasian banget sih hidup lo." Sheila menambahi.

"Gue lebih kasihan sama orang yang haus harta, meski bokapnya sendiri bangkrut. Sungguh anak yang terlalu memaksakan kehendak orang tua. Miris!"  Keisya berucap dari belakang dan datang di samping Alana untuk merangkulnya.

"Tau apa lo soal gue?!" Sheila mulai tersulut.

"Loh? Asal ngomong doang kok. Oh, lo tersinggung, ya? Duh kasihan.. padahal gue ngarang shei, berarti ini ya alasan lo berkhianat? Mau dapat hasil uang haram? Buat apa sih kalau boleh tau?"

"Jangan macam-macam ya lo Kei! Awas aja lo!" Senja mengancam, tetapi Keisya malah tertawa.

"Kita lihat aja nanti ya ja, kalau gue enggak kelepas kontrol. Ayo lan, ikut gue."

***

"Ini buat apaan Kei?" tanya Alana saat melihat rok yang berada di dalam bingkisan, Keisya menyodorkannya kepada Alana.

"Lo tau mereka ngebully lo lagi tadi karena apa?" Alana hanya menggeleng, karena memang ia tidak mengetahui alasannya.

"Lihat deh rok lo." Alana ternganga ketika bercermin, ternyata bagian samping rok nya ada yang robek, seperti kasus yang di sengajakan.

"Astagfirullah kok gue enggak nyadar ya?"

"Lo sih bloon banget."

***

Alana dan Keisya telah kembali dari kamar kecil untuk menuju ke kelas, namun saat di koridor Alana menarik lengan seseorang.

"Harus berapa kali sih lo gue peringatin? Jangan pernah sentuh gue!"

"Tapi far, lo itukan pacar gue."

"Hahaha, lo enggak dengar waktu itu gue bilang ngeklaim lo karena terpaksa?"

Alana menunduk. "Kenapa lo jadi terkesan kek maksain banget gue harus cinta sama lo? Bukannya lo tau cinta itu enggak bisa di paksain?"

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang