shí wǔ

200 44 3
                                    

Weekend telah tiba. Dan waktu bersantai pun akan dimulai.

namun bagi Anin, Sabtu ini bukan untuk waktu bersantai, karena ia sedang berkutik dengan pakaian yang akan ia kenakan.

Ya, Fenly mengajaknya untuk weekend bersama, rencananya Fenly mengajak Anin menginap di puncak, tetapi Anin menolak. Karena kalau hanya berdua ke puncak, akan menjadikan suasana yang tidak mau Anin inginkan.

semalam Anin dibuat geram lagi dengan kiriman pesan dari seseorang. Tentunya pesan itu masih sama seperti yang kemarin-kemarin ancaman bahwa Anin harus menjauhi Fenly.

Anin sedikit menghiraukan, tetapi dia juga ingin cari tahu siapa pengirimnya. Anin dan Lisa pun sudah sepakat kalau mereka akan mencari tahu siapa pelakunya. Dan disisi lain Lisa pasti sedang mencari tahu pelakunya.

Drtt...Drtt...Drt...

Ponsel Anin yang berada diatas balas bergetar, tanda bahwa ada yang menelponnya. Anin yang sedang memoles wajahnya dengan sedikit blush on pun menunda kegiatannya sejenak, dan mengangkat telpon itu

"nomer ngga dikenal, siapa ya?" gumamnya, saat melihat siapa yang menelponnya.

tak berpikir lama, Anin langsung mengangkat telpon itu.

"Hal-" omongan Anin langsung dipotong begitu saja oleh seseorang disebrang sana

"Mulai hari ini, lo harus jauhin Fenly! atau ngga, pas lo jalan nanti lo ngga akan selamat!"

mata Anin membelalak, suara ancaman dari sebrang sana sangat mengerikan.

"tap- tapi lo siapa?"

Tut..!

sayang, sambungan telpon telah dimatikan sepihak oleh penelponnya. Anin sangat penasaran kali ini, dan pastinya ia sedikit cemas. Takut kalau nanti ia kenapa-kenapa dijalan.

***

Anin tidak menghiraukan ucapan dari si penelpon tadi. Anin pun sudah memberitahu kepada sahabatnya bahwa seseorang yang sedang mengintainya tadi telah menelponnya, dan itu membuat Lisa geram.

"Lo kenapa? panik gitu mukanya?" tentu saja itu suara Fenly yang sedang menyetir mobil.

Ya, mereka jadi untuk weekend bersama. Dan rencananya mereka akan ke Dufan.

Anin yang tiba-tiba mendapati pertanyaan seperti itu langsung gelagapan.

"Ah ini, gue gapapa kok" balasnya cepat

"Serius? ada masalah?" tanya Fenly meyakinkan

"Serius, gue ngga ada apa-apa kok" jawab Anin berbohong sekali lagi.

"Kalau ada masalah, cerita aja ke gue. Gue siap kok jadi pendengar" Kata Fenly sambil menaikan sebelah alis kirinya.

Anin yang melihat Fenly seperti itu, menjadi canggung.

"Iya kak"

***

Fenly dan Anin sudah sampai di Dufan. sudah banyak permainan yang mereka mainkan mulai dari bianglala, roller coaster, rumah hantu, dan beberapa permainan seru lainnya dan pastinya menantang.

Mereka pun tak lupa untuk berfoto-foto ria, sebagai kenangan kata Fenly.

"Ayo dong Nin foto bareng, buat kenangan sekalian upload di instagram" kata Fenly yang sudah siap dengan kameranya

Anin pun hanya mengiyakan da tersenyum saat jepretan foto akan segera dipencet.

tersenyum

nyengir

manyun

sampai pose lirik-lirikan pun ada.

dan yang membuat jantung Anin dag-dig-dug adalah saat Fenly menaruh tangannya diatas kepala Anin, lalu turun ke pundak dan detik-detik itu dijepret oleh Fenly

"Nah, gini kan bagus" ujar Fenly

"Nin, Lo gapapa kan?" lanjut Fenly saat melihat raut Anin yang tiba-tiba aneh

"ngga kak, gue cuma kaget aja tadi naik tornado" balas Anin

Fenly yang mendengar jawaban seperti itu tertawa terbahak-bahak.

"Iya Nin, gue tau. Pasti lo gemeteran ya sampe megang tangan gue gitu tadi" kata Fenly yang membuat Anin tersipu malu

"Takut banget gue kak!" bergidiknya Anin ketakutan

"Kalem Anindya" kata Fenly menenangkan

"Gimana kalau kita makan?" lanjut Fenly yang langsung dibalas anggukan oleh Anin

HAI AKU UPDATE LAGI, MAAF SLOW UPADTE.

LAGI MALES BANGET GATAU KENAPA :((

SORRY YA NIH UDAH BUAT NUNGGU

SEMOGA SUKA SAMA CERITA INI

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!!!

gantung • fcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang