èr shí jiǔ

180 50 5
                                    

hai gaisss, apa kabar? kabar baik ya kalian

aku kembali lagi nih dengan update an terbaruuu pastinya

semoga suka yaa

happy reading!!!

***

Feny bingung dengan anaknya yang diam saja sedari pagi setelah Anin kembali pulang ke rumahnya. saat ditanyakan Fenly hanya menjawab "kaga ngapa-ngapa ma" berulang-ulang ditanyakan hal yang sama dan menjawab dengan jawaban yang sama pula.

Fenly berkutik dengan gitarnya, memetik asal gitarnya sesekali terlintas dipikirannya

"Lo jahat kak! Lo ga peduliin perasaan yang ada bahkan tulus buat lo!"

ternyata selama ini Anin menyukainya.

Fenly tak menyangka jika sampai seberat ini  akhirnya. berawal dari ngajak jalan dan nggak sengaja serumah, membuat Fenly sepertinya memberi banyak harapan kepada Anin selama ini.

Drtttt... Drtttt...

ponsel Fenly yang berada dinakas samping tempat tidur berbunyi, Fenly langsung meraih ponselnya dan melihat siapa penelponnya.

"halo, kenapa ji?" kata Fenly setelah ia menslide kesamping kanan ponselnya

"nongkrong sini di cafe biasa" kata seseorang disebrang sana yaitu Fajri

"nggak dulu dah hi" tolak Fenly mentah-mentah

"ah payah Lo! kenapa si?!" kata seseorang yang diyakini itu suara Farhan

"gapapa gue, besok-besok aja gue nongkrongnya" balas Fenly dan langsung menutup telfonnya dan menaruh asal ponsel diatas kasur.

Fenly benar-benar tidak ingin kemana-mana hari ini bahkan untuk beberapa hari kedepan.

ia masih merasa bersalah kepada Anin

sedang apa ya dia sekarang ?

***

Anin sedang berkutik dengan buku kecil dan pulpennya itu, ia ingin menumpahkan keluh-kesahnya kepada buku kecil itu. tak ingin cerita kepada siapa-siapa meskipun orang itu mama atau sahabatnya.

sambil mendengarkan musik di Spotify Anin pun sibuk dengan buku kecilnya itu. sambil sesekali teringat kejadian tadi pagi dirumah Fenly

"bodoamat dia jadi ilfeel sama gue" batin Anin

karena Anin mendengarkan Spotify lewat ponselnya, dan tiba-tiba ponsel itu berdering, Anin langsung melihat siapa yang menelfonnya

"nomor nggak di kenal lagi" gumamnya

Anin langsung mengangkat telfonnya dan sepertinya ia sudah tau, siapa penelpon itu

tanpa menunggu disebrang sana berbicara terlebih dahulu, Anin sudah lebih dulu.

"kak, kalau gasuka sama gue yang deket sama Fenly bilang! gue tau lo siapa!" tegasnya kepada seseorang disebrang sana. Anin sudah lelah sekali diteror seperti ini dan dengan masalah yang sepele

tidak ada jawaban dari sang penelpon "gue samperin rumah lo sekarang ya? atau besok kita ketemuan di kantin deh" ajak Anin yang sudah geram, namun tidak ada jawaban sama sekali, hanya ada keheningan.

"ciut lo malah diem!" ketus Anin

"ANJING!" ujar Anin dan langsung menutup telfonnya, ponselnya dibuang keras kelantai tak peduli bagaimana nasib ponselnya setelah itu.

Anin meremas-remas kepalanya pusing dan kesal, semenjak ia dekat dengan Fenly, banyak masalah yang menghampirinya. Andai saja ini semua tidak terjadi, Anin akan hidup lebih tenang dan tidak memikirkan urusan jatuh cinta.








maap dikit hehe

jangan lupa votment, teman teman👋👋👋


gantung • fcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang