shí sì

146 34 3
                                    

Anin dan Fenly kita duduk berdampingan di sofa, tidak ada sepatah kata apapun yang di keluarkan oleh kedua belah pihak. mereka sama-sama untuk diam.

hingga akhirnya Anin tak kuasa menahan banyak segala pertanyaan yang ingin ia tanyakan.

"kak" panggil Anin kepada Fenly yang sedang bermain dengan ponselnya, Anin melihat kalau Fenly berkutik dengan kalkulator di ponselnya.

Fenly yang merasa terpanggil pun menoleh ke Anin

"hm?" jawab Fenly sambil mengangkat sebalah alisnya

"g-gue mau ngomong" ujar Anin dengan gugup.

"oh iya, dimana? disini aja?" balas Fenly

Anin sempat berfikir sebentar, ia ingin mengobrol bersama Fenly dimana. kalau didalam tidak enak dengan papa dan mamanya Fenly, mungkin lebih baik berbicara diluar saja.

"diluar aja kak" kata Anin

Fenly pun langsung bangun dari duduknya dan Anin pun mengikuti.

mereka duduk di bangku yang tersedia didepan ruangan.

"mau ngomong apa Nin?" tanya Fenly dengan tatapan serius yang membuat jantung Anin tidak teratur

"m-maafin g-gue ya kak" ujar Anin, entah kenapa Anin seperti mempunyai rasa salah kepada Fenly saat kejadian kemarin.

Fenly menoleh kearah Anin dan menatap Anin dengan penuh rasa, apa mungkin Fenly sudah mempunyai rasa kepada Anin?

"Lo ngga salah Nin" ujar Fenly

"Gue salah kak, gue selalu negatif thinking sama lo" kata Anin

Fenly menggenggam punggung tangan kanan Anin yang berada diatas paha Anin itu.

Anin yang mendapat perlakuan seperti itu, sudah tidak diragukan lagi keadaan jantungnya bagaimana sekarang.

"ya Tuhan, tolong" batin Anin

Anin diselimuti rasa gugup sekarang.

"dari awal lo nggak salah Nin, sama sekali nggak salah" ujar Fenly dengan nada yang serius lalu berhenti sejenak menarik nafasnya

"gue yang salah dari awal" lanjut Fenly

Anin seperti orang bingung sekarang, memang benar Fenly ada salahnya juga. tapi menurut Anin, bukan semua kesalahan ada di Fenly.

Anin menghempas tangan Fenly yang menggenggamnya tadi. "Kita sama-sama salah kak" kata Anin

Fenly hanya terdiam, tidak sepatah katapun terucap.

"Yaudah kak, salam buat bokap lo ya. semoga cepet sembuh" lanjut Anin setelah tadi ada keheningan

"oh iya, bilangan mama gue ya. gue pulang duluan" Anin langsung berdiri dan merapihkan penampilannya.

"Mau kemana?" tanya Fenly. Karena ia heran kenapa Anin pulang duluan? kenapa cepat sekali ia ingin pulang?

"Gue ada urusan kak" balas Anin dengan seribu alasan, sebenarnya Anin tidak ada urusan apa-apa. Ia hanya tidak ingin berada satu tempat dengan Fenly.

"Yaudah kak, gue pamit" Ujar Anin dan langsung pergi dari hadapan Fenly. Fenly pun hanya terdiam menatap punggung Anin yang semakin jauh, semakin hilang.

"bodoh banget lo Fen!" ucapnya monolog

***

Anin keluar dari rumah sakit dan langsung memesan ojek online.

ia menunggu di pintu masuk rumah sakit. Tapi saat ia sedang menunggu ada lelaki yang kayaknya menatapnya terus dari jauh. Anin risih dengan orang itu. Berperawakan tinggi, memakai jaket dengan kupluknya dan memakai kacamata hitam.

gantung • fcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang