Seorang ketua basket itu tengah berkutik dengan pulpen yang di genggamnya. Berfikir lirik apa yang bagus untuk dijadikan lagu.
Ya, selain Fenly suka dengan bermain basket, ia juga suka dengan musik. Fenly mempunyai band di sekolahnya bersama ke 6 teman lainnya.
Fenly mengambil ponsel yang berada dimeja belajar, mencari kontak perempuan yang sedang ia kejar, yaitu Anindya. Fenly masih heran, kenapa sedari tadi Anin seperti menghindar dari dirinya? Apakah sebegitu sakitnya saat pertama mengajak jalan tapi akhirnya malah tidak jadi?
Sudahlah, sekarang Fenly ingin menelfon perempuan itu.
"Hallo Anin" Kata Fenly saat telfonnya mulai tersambung
"Ha-Hallo kak" jawaban Anin yang terdengar gugup
"Tadi lo, kemana? ngilang dari sekolah"
"Hmm, itu kak! perut aku tadi sakit banget, jadinya aku buru-buru pulang"
"Oh begitu, tapi sekarang masih sakit?"
"Alhamdulillah, udah ngga sakit kok kak"
"kak, aku minta maaf banget ya tadi, lupa ngabarin kakak""Oh syukurlah kalau udah ngga sakit, iya gapapa Nin"
"Kalau besok kita berangkat sekolah bareng mau ngga?""Hah?!"
"Berangkat bareng kak?""Iya Nin, jangan sampe ngga jadi lagi"
"Hm, yaudah deh kak. Emangnya kakak tau rumah aku ya?"
"Tau, dari Farhan"
"Yaudah ya Nin, see u"
"Jam 6 gue nyampe rumah lo""Kepag-"
Terdengar seperti masih ada pembicaraan yang belum selesai, tetapi Fenly sudah mematikan telfonnya saja.
Dasar Fenly!
Kini Fenly ingin keluar mencari makanan, Ia sangat lapar.
Dengan memakai kaos putih dan boxer hitam, Fenly siap berangkat.
Fenly mencari tukang Bakso yang masih berjualan malam ini, sekarang sudah pukul sepuluh malam dan Fenly masih saja keluyuran.
Ketika Fenly sudah mendapatkan tukang bakso dan membelinya, Ia kembali bergegas pulang.
***
Anin sedang melanjutkan rutinitasnya, yaitu mendengarkan beberapa lagu dengan earphone nya itu.
Saat Anin mendapat telfon dari Fenly tadi, ia panik tidak karuan, gugup ketika menjawab beberapa pertanyaan darinya, dan sialnya lagi Fenly mengajaknya untuk berangkat sekolah bersama.
Tok..tok..tok
"Anin" kata seseorang dari luar kamar Anin, dan sepertinya itu suara mama. Anin masih terdengar sedikit suara diluar walaupun ia masih mengenakan earphonenya itu.
"Masuk ma" Kata Anin sembari melepaskan earphonenya
Mama pun masuk dan menghampiri Anin yang berada di kasur tidurnya.
"Lagi ngapain sayang" Tanya mama dan terduduk di samping Anin
"Lagi dengerin musik aja ma"
"Acaranya udah selesai?" lanjut Anin"Udah sayang, terus rencananya Bang Shan mau Nikah di Semarang. Kamu mau ikut?" Tawaran mama membuat Anin berfikir 2×. Bimbang antara ingin ikut atau tidak.
"Emang kapan ma nikahnya?" tanya Anin
" lima hari lagi"
"Cepet banget ma" Ujar Anin, terkejut dengan acara yang digelarnya sangat cepat sekali. Kalau acaranya tinggal lima hari lagi berarti weekend ia akan berada di Semarang. Anin malas sekali jika weekend hanya menemani kakak laki-lakinya nikah.
"Lebih cepat, lebih baik Nin" kata mama
"Yaa iya sih"
"Gimana, mau ikut nggak?" Tanya mama sekali lagi
"Hm, ngga deh ma" jawab Anin melas
"Kenapa ngga mau?"
"Aku males sama Bang Shan, tadi di usir. Kan jadi malu" cibir Anin
Mama pun tertawa kecil mendengar jawaban putrinya itu
"Yaudah, kalau kamu ngga ikut. Kamu mama titipin ditemen mama ya" kata mama
"Dititipin?! emangnya aku barang?" Anin kaget dengan usulan mamanya itu. Masa iya Anin harus dititipkan?
"Iya sayang, kamu harus mau. Mama ga tenang kalau kamu sendirian dirumah"
"Yaudah deh ma, aku nurut aja" Jawab Anin pasrah
"Besok mama berangkat, kalau kamu udah berangkat juga kesekolah"
"Iya Mama sayang" kata Anin dengan lembut
"Yaudah kamu tidur, udah malem" kata mama sambil mengelus puncak kepala Anin
HAIII AKU PUBLISH LAGI
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!!
KAMU SEDANG MEMBACA
gantung • fc
Ficção Adolescente"bukan gamau ngasih kepastian, hati gue belum siap" - "lo jahat kak! lo ga peduliin perasaan yang ada bahkan tulus buat lo!" - start - 26 November 2020 copyright © 2020