Fenly ingin menyendiri, tetapi tujuannya berhenti ketika sudah berada di depan pos satpam dekat gerbang sekolah.
Fenly menghampiri pak Nano, yaitu satpam disekolah ini.
"Hoyyy, pak" seru Fenly memanggil Pak Nano. Fenly memang sudah akrab dengan beliau, ya karena seru saja ngobrol dengan lelaki paruh baya berumur kisaran 55 tahun ini.
"Eh, ade elo Pen" kata Pak Nano yang berlogat Betawi
"iye nih pak" Fenly pun langsung duduk disamping pak Nano, karena bangku yang didudukinya itu panjang
"tumbenan elo kesini" kata pak Nano heran
"biasalah lah pak" balas Fenly seadanya.
"urusan anak mude jaman sekarang kaga ade abisnye ye" kata Pak Nano
"yaa... pak namanya juga hidup" ujar Fenly
"kadang mulus kayak jalan tol, kadang kasar kayak aspal udah soak" lanjut Fenly dengan leluconnya, pak Nano yang mendengarnya pun tertawa
"ahahaha, bisa aje lo"
***
Anin dan Lisa kini sedang melangkahkan kakinya ke suatu tempat.
saat Anin dan Lisa sudah membaca surat itu, mereka langsung mengikuti apa yang disurat itu sebutkan.
to Anindya Valeron
temuin gue di belakang sekolah
isi surat itu menyuruh Anin untuk menemui orang itu dibelakang sekolah, Anin sudah menduga pasti ini orang semalam dan tentunya Via dkk atau bisa jadi Gilang.
Anin dan Lisa langsung menuju belakang sekolah. dibelakang sekolah memang sepi dan hanya ada puing-puing bangunan yang sudah tidak terpakai.
Namun, saat mereka sudah sampai dibelakang sekolah, tidak ada seorang pun, bahkan Anin dan Lisa sudah mencari ke sela-sela tempat, hasilnya pun nihil.
saat mereka sedang mencari keberadaan seseorang Lisa menemuka kertas berwarna pink yang dilipat seperti surat tadi yang diterima Anin, Lisa mengira apakah surat yang diberikan tadi itu jatuh, ternyata tidak. surat itu masih dipegang oleh Anin.
"Nin, coba buka" suruh Lisa yang tidak sabaran
Anin pun membuka surat itu, isinya pun sama menyuruhnya untuk kesuatu tempat lagi
to Anindya Valeron
ke gudang sekolah
"anjing! anaknya ngajak ribut" umpat Anin kesal
"kenapa nggak dari tadi anjing langsung ke gudang" lanjut Anin
Lisa yang mempunyai pikiran sama dengan Anin pun ikut mengumpati
"tau anjir goblok banget yang nulis" kata Lisa
dan mereka pun langsung menuju ke gudang sekolah.
saat mereka sampai didepan pintu gudang sekolah, pintunya tertutup rapat. namun Anin mencoba untuk mengetuknya
tokk..tokk...tok....
tidak ada jawaban
"mending masuk Nin" usul Lisa
"entar kalau dikunciin gimana?" kata Anin yang takut jika nanti ia terkunci didalam
"hmm, ngga bakal" kata Lisa yakin
"bentar" Anin memikirkan cara, jika nanti ia terkunci didalam akan ada yang menolonginya.
"panggil satpam sekolah!" katanya dengan gembira
Lisa yang mendengar ide cemerlang itu pun bersorak setuju.
"telfon pak Nano nya suruh kesini" kata Anin menyuruh Lisa untuk menelfon, karena jika Anin yang menelfon Pak Nano, ponsel nya mati total saat dibanting semalam. Alhasil Anin tidak memegang ponsel.
"iya nih, untung aja kemarin gue ada bekas nelfon Pak Nano, jadi masih ada" kata Lisa dan langsung menelfon pak Asep.
"yah...yahh kok ngeleg sih" ucap Lisa ketika ponselnya tidak dapat disentuh
Anin yang mendengar Lisa berbicara seperti itu pun terkejut dan merebut ponsel Lisa
"coba sini"
Anin mengotak-atik ponsel Lisa namun akhirnya malah mati ponselnya, tidak nyala, padahal sudah ditunggu beberapa menit.
"mampus, hape gua lem kuning" ujar Lisa dengan kesal.
"nasib kita sama, besok beli hape bareng yuk!" timpal Anin dengan wajah melasnya, karena setelah beberapa detik tadi ketika ponsel Lisa mati, nasib beda tidak ada bedanya.
haiii, aku updateee!
jangan lupa votement<3
![](https://img.wattpad.com/cover/248810352-288-k225183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
gantung • fc
Novela Juvenil"bukan gamau ngasih kepastian, hati gue belum siap" - "lo jahat kak! lo ga peduliin perasaan yang ada bahkan tulus buat lo!" - start - 26 November 2020 copyright © 2020