Padahal, Senja sudah berniat untuk duduk santai tanpa mau memandang siapapun yang akan bertanding karena pak Danu bilang, olahraga hari pertama hanya perkenalan dengan materi sepak bola, yang siapa tahu akan di adakan pertandingan sepak bola antara kelasnya dengan kelas kakak tingkat yang di satukan hari ini.
Tapi, keberuntungan entah kenapa berada di pihaknya saat ini, sewaktu ia tahu bahwa kelas dari kakak angkatannya adalah kelas Malam!!
Jingga juga saat ini tengah terkejut hebat karena ia melihat Juna yang sedang memandang ke barisannya, padahal dia mendengar desas-desus teman sekelasnya yang lain bahwa kelas yang di satukan dengan kelasnya adalah 11 IPA 2.
Violetta menepuk pundak Senja yang tengah menatap Malam tanpa berkedip, membuat Senja terkejut lantaran Violetta menepuk pundaknya saat ia sedang melamun.
"Jangan masang ekspresi kayak apa yang Fajar omongin tadi." Bisik Violetta kecil yang langsung di angguki Senja, ia langsung memasang wajah seanggun mungkin walau sepersekian detik kemudian ia kembali melongo karena Malam terlihat menatap ke arahnya.
"Heh! Jaga image!" Bisik Violetta lagi karena Senja tak mendengarkan dirinya.
"Itu beneran kak Alam kan?"
"Iyalah, siapa lagi kalau bukan dia." Balas Violetta sedikit jengah karena Senja. Tanpa di sadari, Senja kini mulai menyunggingkan senyum lebarnya.
"Karena semuanya sudah berkumpul—–iya, sini masuk ke dalam semuanya saja jangan di pintu masuk." Pak Danu memberi kode dengan melambaikan tangannya beberapa kali, memerintah para murid barunya untuk segera memasuki lapangan.
Mematuhi apa yang pak Danu katakan, para murid dari kelas 10 Bahasa 1 pun mulai memasuki lapangan secara berurutan, dengan beberapa orang di dalamnya yang sesekali melirik kecil ke arah kakel di depannya.
"Al, Senja noh, cantik ya. " Kata Juna sambil menyenggol kecil bahu Malam, decakan langsung saja keluar dari mulut Malam.
"Noleh dikit ke dia si, kasian liatin lo terus dari tadi nyampe nggak kedip." Juna terus-terusan menyenggol bahu Malam sambil terkikik geli karena berhasil membuat Malam kesal.
"Brisik."
Wanda yang sedang berdiri di belakang mereka berdua, mencoba mendengarkan lebih dalam perbincangan antara Juna dengan Malam. Sebab, saat ini Wanda tengah kebakaran jenggot karena ia melihat Senja yang berada satu tempat dengannya. Batin Wanda merutuk dalam hati terus-menerus, karena kenapa malah kelas Senja yang di satukan dengan kelasnya, kenapa bukan kelas yang lain saja?
Hal yang membuat Wanda kesal adalah, karena kelihatannya Juna sangat ingin mendekatkan mereka berdua. Padahal, dari dulu Wanda yang selalu mengejar-ngejar Malam, saat ia meminta tolong pada Juna untuk mendekatkannya saja ia tak mau, tapi saat ini Juna malah kelihatan sangat antusias ketika Senja yang berganti mengejar-ngejar Malam, bagaimana Wanda tidak sebal coba?!
"Ngapain si Juna, cewek kaya gitu aja heboh, kalau di sandingin sama gue, jelas jauh lah." Gerutu Wanda sambil melirik kecil ke arah Juna dan Malam kemudian berganti ke arah Senja.
"Nyebelin banget si."
"Karena materinya tentang Sepak bola, jadi kita adain pertandingan antara kedua kelas saja untuk perkenalan." Kata Pak Danu kembali membuka suara. Hal itu sontak membuat para cewek-cewek yang berkerumun langsung menjawab antusias.
"Setuju!!"
"Yang laki-laki setuju juga kan?" Pak Danu mencoba mempertanyakan persetujuan kepada murid laki-laki, walau setuju tidak setuju sekalipun, Pak Danu akan tetap melanjutkan apa yang ia katakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Malam
Teen Fiction"Gue manusia, bukan siklus harian. Kalau lo bilang Malam sama Senja itu berdampingan, lo salah. Karena Malam akan muncul saat Senja udah nggak nampilin dirinya lagi. Dan Malam sama Senja itu diciptakan, agar hanya salah satu yang akan terlihat dan b...